Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MEMBACA SASTRA: Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik dalam Cerpen





MEMBACA SASTRA: Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik dalam Cerpen

F. Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik dalam Cerpen
Ringkasan Materi
Konflik  dalam  sebuah  cerita merupakan  bagian  yang menunjukkan  adanya pertentangan dalam cerita. Biasanya konflik terjadi karena adanya benturan atau ketidakserasian, baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain.
Ada beberapa jenis konflik dalam sebuah cerita, yaitu:
1.   konflik tokoh dengan tokoh lain;
2.   konflik tokoh dengan dirinya sendiri;
3.   konflik tokoh dengan lingkungan atau budayanya.
Sebelum terjadi konflik, biasanya pengarang akan menyajikan terlebih dahulu peristiwa atau hal yang menyebabkan terjadinya konflik atau yang disebut sebab konflik. Konflik kemudian diikuti oleh peristiwa atau hal yang diakibatkan setelah terjadi konflik atau disebut akibat konflik. Untuk dapat menentukan sebab atau akibat konflik, langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menemukan konflik ceritanya.

Contoh soal dan Pembahasan
1.   Bacalah kutipan cerpen berikut!
“Bu Minah itu ibuku. Sejak ayah dan ibuku nggak bisa lagi kirim uang buat sekolahku, aku kembali ke sini dan membantu jualan kue. Aku tidak melanjutkan sekolah lagi, biar kakakku saja karena dia kan anak laki-laki. Eh, kok aku jadi nangis sih,” kata anak perempuan itu sedih dan tak terasa meneteskan air mata.
“Kasihan sekali kamu. Namamu siapa dan seharusnya kamu kelas berapa?” Alma tiba-tiba merasa iba.
“Aku  Nina,  seharusnya  kelas  3  tapi  nggak  bisa  sekolah  lagi.  Dan sebenarnya aku masih ingin sekolah lagi,” Nina tiba-tiba terisak.
Sumber: Temanku Penjual Kue. https//sungdongri.wordpress.com
Penyebab konflik yang terjadi dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
A.  Nina harus membantu ibunya berjualan kue.
B.  Orang tua Nina tidak mempunyai usaha lagi.
C.  Nina harus mencukupi kebutuhan hidup sendiri.
D.  Orang tua Nina tak mampu mengirim uang sekolah.
Kunci: D
Pembahasan: Konflik cerita kutipan cerpen tersebut adalah Nina yang masih ingin tetap sekolah, tetapi tidak bisa. Sebab konflik tersebut adalah ayah dan ibu Nina tidak bisa lagi mengirim uang untuk sekolahnya.

2.   Bacalah kutipan fabel berikut!
“Aku sudah mendapat satu, sekarang giliranmu kawan…” kata elang kepada gagak.
Mendengar kata-kata elang tersebut, gagak menjadi panas. Sifat sombongnya mendorong dirinya untuk melakukan hal yang sama. “Kalau elang bisa, aku juga pasti bisa. Aku kan lebih kuat dari dia,” kata gagak dalam hati. Gagak pun langsung turun dengan cepat dan menyambar seekor anak domba. Setelah kukunya mencengkeram seekor anak domba, dia berusaha untuk membawa anak domba itu terbang. Tapi dia tak kuasa untuk terbang, dia baru sadar, dia tak sekuat elang. Lalu dia pun berusaha melepaskan cengkeramannya, tapi sial tak dapat ditolak. Kuku-kukunya tersangkut pada bulu-bulu domba. Sekuat apa pun dia berusaha, tetap tak bisa melepaskan dirinya. Ternyata kejadian tersebut diperhatikan oleh anak gembala yang sudah dari tadi melihat tingkah laku dua burung itu.
Sumber: Burung Elang dan Burung Gagak. http//dongengterbaru.blogspot.co.id
Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah…
A.  Burung gagak menjadi sadar bahwa ia tidak sekuat burung elang.
B.  Kuku-kuku burung gagak tersangkut pada bulu-bulu domba.
C.  Burung gagak yakin bisa melakukan hal yang sama seperti burung elang.
D.  Burung gagak menjadi panas sehingga sifat sombongnya muncul.
Kunci: A
Pembahasan: Konflik cerita kutipan fabel tersebut adalah konflik batin pada diri
tokoh gagak, yaitu keinginan gagak dapat berlaku seperti burung elang karena ia merasa  lebih  kuat,  tetapi  ia  tidak  bisa.  Akibat  konflik  tersebut  adalah  ketika burung gagak ingin terbang dan mengangkat anak domba seperti burung elang, tetapi ia tidak bisa terbang. Ia pun sadar jika ia tak sekuat elang.

Latihan Soal
1.   Bacalah kutipan cerpen berikut!
“Namaku Sita.” Anak itu kemudian diam tak berkata-kata lagi. Kelas menjadi sangat hening.
“Sudah,  itu  saja,  Sita?”  tanya  Bu  Guru,  “Baik,  nanti  kalian  bisa berkenalan lebih lanjut dengan Sita waktu istirahat ya. Sita, kamu boleh duduk di bangku kosong dekat Mery,” kata Bu Guru. Ada yang aneh ketika Sita berjalan. Sebelah kakinya ternyata timpang. Terdengar beberapa anak berbisik- bisik. Mery kelihatan tidak suka Sita duduk di dekatnya. Wajahnya cemberut.
Ketika istirahat, Sita duduk menyendiri. Tak ada teman yang mau menyapanya. Wajahnya murung kepalanya selalu menunduk. Tiba-tiba pundaknya terasa disentuh seseorang.
“Sita, kok duduk di sini? Yuk, gabung main dengan kami!” kata anak tersebut. Ternyata Kayla yang memegang pundaknya tadi. Sita hanya mengelengkan kepalanya.
“Teman-teman tidak suka main dengan anak timpang seperti aku,” jawabnya. Kayla tersenyum, kemudian meraih tangan Sita dan mengajaknya bermain bersama.
Sumber: Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019
Penyebab konflik kutipan cerpen tersebut adalah….
A.  Anak baru bernama Sita mempunyai kaki timpang.
B.  Mery cemberut saat Sita duduk dibangku sampingnya.
C.  Teman-teman tidak mau berteman dan bermain dengan Sita.
D.  Kayla mengajak Sita bergabung bermain bersama teman-teman.




2.   Bacalah kutipan fabel berikut!
“Mengapa kamu sendirian, teman? Di mana saudara-saudaramu?” tanya Semut  Merah  pada  Gajah  Kecil.  Gajah  Kecil  sangat  sedih  karena  terpisah dengan rombongan keluarganya.
“Tadi aku bersama keluargaku. Tapi aku bermain-main. Ternyata aku sudah jauh  meninggalkan  saudara-saudaraku.  Aku  masuk  hutan  serta  menyusuri pinggir  sungai  dan  akhirnya  bertemu  denganmu,”  Gajah  Kecil  bercerita mengapa dia sendirian.
“Jangan sedih, teman. Pasti nanti kamu bertemu dengan saudaramu,” jawab Semut Merah menghibur Gajah Kecil.
“Ya, sudah, kutemani ya. Semoga kita bisa bertemu dengan keluargamu.”
Semut Merah naik ke punggung Gajah Kecil.
Sumber: Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019

Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah….
A.    Semut  Merah  menemani  dan  menghibur  Gajah  Kecil  untuk  mencari keluarganya.
B.     Semut Merah prihatin melihat Gajah Kecil yang sendirian di tengah hutan.
C.     Gajah Kecil merasa sedih karena tertinggal jauh di hutan dari keluarganya.
D.    Gajah Kecil senang ada teman yang menemaninya mencari keluarganya.

3.   Bacalah kutipan cerpen berikut!
“Hai, Didi! Sudah lama di sini? Kok kamu bermain sama anak perempuan, sih?” sapa salah satu temannya yang bertubuh paling besar.
“A…ku…tidak bermain bersama mereka. Aku sedang menunggu kalian di sini. Di taman ini kan. Seperti perjanjian kita tadi pagi di sekolah,” terang Didi.
“Loh, kalau sedang menunggu kami, kenapa dua anak perempuan itu masih di sini? Kenapa tidak kamu usir mereka?” kata anak yang bertubuh besar itu. Masih dengan penuh pertanyaan.
“Mereka tidak mau pergi,” terang Didi lagi.
“Apa? Tidak mau pergi? Sudah kamu usir mereka? Kamu kalah sama anak
perempuan?”cela anak bertubuh besar itu.
Sumber: Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019

Penyebab konflik kutipan cerpen tersebut adalah…
A.  Keberadaan dua anak perempuan yang sedang bermain di taman.
B.  Didi tidak berhasil mengusir dua anak perempuan dari taman.
C.  Didi ikut bermain bersama kedua anak perempuan di taman.
D.  Didi kalah dengan dua anak perempuan di taman.

4.   Bacalah kutipan fabel berikut!
“Jadi, kaulah yang selama ini mencuri daunku?!” bentak Bunga Matahari ketika melihat Ulat memetik daunnya. Ulat terkejut bukan kepalang, tangannya gemetar ketakutan sehingga daun curian itu jatuh ke tanah.
“Dasar Ulat tak tahu terima kasih. Aku sudah membantumu membuatkan rumah dari daun-daunku agar kau tak kena panas dan hujan. Tapi apa balasanmu kepadaku? Kau ambil semua daunku?” bentak Bunga Matahari.
“Uhg…pelit amat kau, Bunga. Kau kan masih bisa punya daun lagi,” sahut Ulat.
“Tahu kan hasil perbuatanmu, Ulat? Karena ulahmu aku akan mati,” kata Bunga. Benar saja, semakin hari tubuh Bunga Matahari semakin layu. Dan akhirnya mati.
Sumber: Aku Anak Baik.  Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019

Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah…
A. Ulat  tidak  tahu  berterima  kasih  kepada  Bunga  Matahari  yang  telah menolongnya.
B.  Ulat sering mencuri dan memakan daun Bunga Matahari setiap harinya.
C.  Bunga Matahari marah kepada Ulat karena telah memakan daunnya.
D. Bunga Matahari semakin layu dan akhirnya mati.

Baca Juga


Artikel Menarik Lainnya