Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov





3.  Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov
Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov
Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov adalah seorang Rusia yang menemukan teori belajar pengondisian klasik (Clasical Conditioning) sebelum ditemukan teori pengondisian yang lebih maju seperti teori Operant Conditioning dari Skinner. Perbedaan  antara  teori  Pavlov  dan  Skinner  adalah  pada  bentuk pengondisiannya, teori belajar Pavlov dengan clasical conditioning lebih menekankan bentuk pengondisian secara refleks atau ditemukan secara kebetulan dari percobaannya, sedangkan teori belajar Skinner dengan operant conditioning lebih menekankan bentuk pengondisian secara disadari melalui percobaan yang dilakukannya.

Teori belajar Pavlov ini ditemukan secara kebetulan ketika Ia sedang mempelajari bagaimana air liur membantu proses pencernaan makanan. Kegiatan percobaan dilakukan menggunakan bunyi lonceng untuk memanggil dan memberi makan anjing yang menjadi subjek penelitiannya dan mengukur volume produksi air liur anjing tersebut di waktu makan. Dalam percobaannya, Pavlov  menemukan  beberapa  temuan  lainnya  diantaranya  ternyata  setelah anjing melalui prosedur yang sama beberapa kali, anjing tersebut mulai mengeluarkan air liur setelah lonceng dibunyikan dan sebelum menerima makanan. Pavlov menyimpulkan bahwa bunyi lonceng telah diasosiasikan oleh anjing tersebut dengan makanan sehingga menimbulkan respon keluarnya air liur.  Bunyi  lonceng tersebut  merupakan  stimulus  dengan  pengondisian dan keluarnya air liur anjing merupakan respon dengan pengondisian.
Hasil penelitiannya menghasilkan proses belajar yang terdiri dari empat fase yaitu fase akuisisi (acquisition), fase eliminasi (extinction), fase generalisasi (generalization), dan fase diskriminasi (discrimination).

a. Fase akuisisi
Fase akuisisi merupakan fase belajar awal dari pengondisian respon yang menggunakan stimulus kondisi selain stimulus utama dengan memperhatikan urutan stimulus tersebut dan selang waktu antara stimulus kondisi dan stimulus utama. Stimulus kondisi dari percobaan Pavlov adalah bunyi lonceng, sedangkan  stimulus  utamanya  adalah  makanan. Contoh implementasi fase akuisisi dalam pembelajaran di sekolah adalah ketika guru mengiming-imingi siswa dengan hadiah kalau siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Sehingga dalam pembelajaran siswa aktif dan tekun membaca buku supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru. Stimulus utama pada kegiatan pembelajaran tersebut adalah pemberian pertanyaan dari guru, sedangkan stimulus kondisinya adalah iming-iming hadiah dari guru. membaca buku dengan aktif dan tekun supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan selalu tepat merupakan respon kondisi.




b. Fase eliminasi
Fase eliminasi merupakan fase belajar yang secara berangsur-angsur mengurangi bahkan menghilangkan stimulus kondisi sehingga yang tersisa adalah stimulus utama supaya respon tetap terjadi meskipun tanpa stimulus kondisi. Contoh implementasi fase eliminasi dalam pembelajaran di sekolah adalah  ketika  setelah  beberapa  kali  pembelajaran  guru  mengiming-imingi hadiah  jika  siswa  dapat  menjawab  pertanyaan  dari  guru  dengan  tepat, kemudian pertemuan berikutnya siswa tidak diiming-imingi hadiah tetapi langsung diberikan tugas oleh guru. Karena motivasi belajar mulai tumbuh meskipun tidak diiming-imingi hadiah, siswa tetap membaca buku dengan aktif dan tekun supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.

c. Fase generalisasi
Fase generalisasi pada teori belajar Pavlov hampir sama dengan prinsip generalisasi pada teori belajar Skinner. Generalisasi merupakan proses bahwa suatu  perilaku  akan  diperkuat  dalam  suatu  situasi  dan  berlaku  juga  dalam situasi lainnya. Contoh penerapan prinsip generalisasi dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika suatu hari semua siswa aktif dan tekun membaca buku karena diiming-imingi hadiah kalau mereka dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Pada pertemuan berikutnya, supaya semua siswa aktif dan bersungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan rumahnya maka guru mengiming-imingi hadiah bagi siswa yang mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan bersungguh-sungguh.

d. Fase diskriminasi
Fase diskriminasi pada teori belajar Pavlov hamir sama dengan prinsip diskriminasi pada teori belajar Skinner. Diskriminasi merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat dalam suatu situasi dan tidak berlaku dalam situasi lainnya. Contoh penerapan prinsip diskriminasi dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika guru mengiming-imingi hadiah pensil kalau siswa dapat menjawab pertanyaannya dengan tepat.   Pada pembelajaran awal, siswa yang tidak memiliki pensil masih termotivasi untuk membaca buku dengan tekun supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat dan mendapatkan hadiah pensil, tetapi pada pembelajaran berikutnya setelah siswa memiliki pensil maka siswa tidak termotivasi lagi untuk membaca buku dengan tekun. Perubahan situasi pembelajaran terjadi dari situasi dimana siswa tidak memiliki pensil menjadi situasi pembelajaran dimana siswa telah memiliki pensil.

Implementasi teori belajar menurut Ivan Petrovich Pavlov dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah berupa model pembelajaran dengan sintaks yang berlandaskan pada pemikiran Pavlov yang terdiri dari fase akuisisi, fase eliminasi, fase generalisasi, dan fase diskriminasi.




1) Fase akuisisi
a)   Guru membentuk kelompok secara heterogen
b)   Guru dan siswa membuat kesepakatan belajar bahwa kelompok  yang dapat melakukan percobaan dengan tepat sesuai dengan langkah kerja pada LKS dan waktu yang telah ditentukan akan diberikan bintang (*) sesuai dengan banyaknya anggota kelompok
c)   Setiap  anggota  kelompok  membaca  langkah  kerja  pada  LKS  dengan seksama
d)  Setiap kelompok melakukan percobaan kelompoknya
e)   Setiap  kelompok  mengumpulkan  LKS  kelompoknya  sesuai  dengan waktu yang telah ditentukan
f)    Guru memberikan penilaian
g)   Guru  memberikan  bintang  (*)  kepada  kelompok  sebanyak  anggota kelompok yang dapat melakukan percobaannya dengan tepat sesuai dengan langkah kerja pada LKS dan waktu yang telah ditentukan.
2) Fase eliminasi
a)   Guru memberikan tugas yang sejenis untuk dikerjakan oleh siswa secara kelompok
b)   Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru c) Siswa secara berkelompok mengumpulkan hasil kerjanya
c)   Guru memberikan penilaian kelompok
3) Fase generalisasi
a)   Guru  merefleksi  pembelajaran  dengan  cara  membandingkan  proses pembelajaran pada fase 1 dan 2
b)   Guru memberikan penghargaan berupa bintang (*) pada kelompok yang masih aktif dan tepat dalam melakukan percobaan.
4) Fase diskriminasi
a)   Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
b)   Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung
c)   Guru  bersama  siswa  menentukan  kesepakan  belajar  untuk  pertemuan berikutnya terkait jenis penghargaan kelompok yang diharapkan oleh siswa ketika kelompoknya dapat mengerjakan tugas dengan baik dan tepat
d)  Guru memberikan evaluasi
e)   Guru menutup pembelajaran

Materi tersebut diatas merupakan petikan dari Rangkuman Modul dan Materi PPG Tematik PGSD untuk Modul Profesional 1 Tematik Materi Utama Kegiatan Belajar 2. Selengkapnya silakan baca Modul Profesional 1 Tematik KegiatanBelajar 2 Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SD

Link Lampiran Teori Belajar Menurut Para Ahli


Artikel Menarik Lainnya