PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SD (Modul5)
Modul 5
PENDEKATAN
DALAM PENGAJARAN IPS DI SD
Pendekatan kognitif meliputi 3 aspek yakni :
1.
Aspek
pengetahuan (knowledge)
2.
Aspek pemahaman
(comprehension)
3.
Aspek penerapan
(application)
Menurut kurikulum pendidikan dasar tahun 1994, tujuan
pendidikan IPS di SD adalah sarana pengembangan kemampuan dan sikap rasional
yang bermuara pada pembentukan individu sebagai actor social yang cerdas.
Pendekatan yang cocok untuk
mengembangkan kecerdasan rasional adalah p endekatan yang berorientasi
pada proses penelitian dan konseptualisasi. Pendekatan kognitif memiliki
karakter meneliti dan mengkonseptualisasi.
·
Pendekatan proses dikenal sebagai pendekatan inquiry,
sedangkan proses konseptualisasi dan
proses penelitian adalah dua pendekatan kognitif, dimana satu sama lain saling
mengisi.
Proses konseptualisasi diperlukan dalam proses
penellitian pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah serta pada
saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses penelitian diperlukan dalam proses
konsepyuallisasi terutama pada saat perumusan generalisasi dan teori.
PENDEKATAN
SOSIAL, PERSONAL DAN PERILAKU DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
Pendekatan social, personal dan perilaku pada
prinsipnya merupakan betuk sentuhan pedagogis
terhadap demensi social dan personal atau bentuk sentuhan demensi intelegensia emosional. Menurut
pendapat Goleman (1996)
demensi social, dan personal atau emosional ini memiliki aspek – aspek
emosi, nilai, dan sikap, serta perilaku social yang mana satu sama lain saling
berkaitan.
A. EMOSI
Adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap – luap. Ketrampilan emosi menurut W.T Grand
Consortiums ada 8 yakni;
1.
Mengidentifikasi
dan memberi nama perasaan – perasaan
2.
Mengungkapkan
persaan
3.
Menilai
intensitas perasaan
4.
Mengelola
perasaan
5.
Menunda pemuasan
6.
Mengendalikan
dorongan hati
7.
Mengurangi
stress
8.
Mengetahui
perbedaan antara perasaan dan tindakan.
Emosi adalah cenderung bersifat cepat namun tidak
teliti.
B. NILAI DAN
SIKAP
1. Nilai
Sesuatu dianggap memiliki nilai jika hal tersebut
memiliki kwalitas kebaikan atau harga, dan dipandang memiliki harga atau
dipandang berharga. Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau system yang
bisa merupakan system nilai perseorangan atau kelompok.
2. Sikap
Menurut Alport (1935) dalam Winataputra (1989) sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental
dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman
yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau
tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya. Secara sederhana
sikap dapat dipahami sebagai kecenderungan seseorang untuk bertindak. Sikap dapat bersifat simpleks atau
sederhana dan multiplek atau rumit.
Sikap simpleks adalah mudah berubah. Sikap multipleks adalah tak mudah
berubah.
C. PERILAKU
SOSIAL
Perilaku social sering disebut dengan ketrampilan
social yang mengandung unsure proficiency atau kemahiran dan the capability of doing
something well atau kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Aspek emosi, social, dan ketrampilan social
di SD dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan, diantaranya:
-
Kehidupan kelas
sehari – hari; adanya kepedulian terhadap orang lain, kebebasan dan persamaan,
kemerdekaan berpikir dll.
-
Mempelajari
sejarah; terutama mengenai cita – cita sejarah dan ideology bangsa.
-
Mempelajari
riwayat tokoh – tokoh penting.
-
Mempelajari
hokum, beserta system hokum dan system peradilannya
-
Merayakn hari –
hari besar
-
Menganalisis
makna kata – kata dalan teks proklamasi, pembukaan UUD ’45, batang tubuh dan peraturan
perundangan yang lainnya.
Model – model pendekatan pembelajaran yang terpilih
yang dapat diterapkan di SD untuk menunjang ketercapaian ketrampilan social
adalah ;
1. Pendekatan
akspositori, berorientasi pada Nilai dan Sikap
Tujuannya adalah menyampaikan nilai/ sikap secara
dialogis melalui ceramah, peragaan dan Tanya jawab
2. Pendekatan
Analitik keteladanan
Tujuannya adalah menangkap sikap/ nilai melalui
analisis sampel keteladanan dlam masyarakat dalam berbagai bidang, tempat,
waktu.
3. Pendekatan
kajian nilai
Tujuannya menangkap nilai melalui kajian nilai secara
sistematis dan mendasar
4. Pendekatan
integrative konsep dan nilai
Tujuannya adalah menangkap nilai yang melekat atau
merupakan implikasi dan suatu konsep melalui kajian akademis.
Ketrampilan emosi, sikap dan nilai serta perilaku social
dapat dikembangkan baik secara formal maupun informal
https://www.mariyadi.com
Baca Juga :