Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mempertahankan Eksistensi Sekolah Negeri di Era Globalisasi

Mempertahankan Eksistensi Sekolah Negeri di Era Globalisasi


Sekolah Negeri VS Sekolah Swasta
(Persaingan Program dan Kegiatan untuk eksistensi yang gemilang)

Sempat saya lemparkan umpan pertanyaan ini kepada kawan-kawan pemerhati pendidikan dalam Komunitas saya. Saking menariknya, obrolan yang semula sepele meningkat dengan tajam dan berubah menjadi topic yang sangat menarik untuk mereka diskusikan.

Sebuah fakta terbalik yang entah kita sadari atau tidak, entah kita pedulikan atau tidak. Namun pelan tapi pasti sebuah kenyataan yang memang mau ataupun tidak mau harus dirasakan adalah kian bergesernya kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas Sekolah Negeri.

Dulu, sekolah negeri adalah promadona. Berbagai kalangan berlomba-lomba untuk menyekolahkan putera-puteri mereka disana. Prestise and privilese serasa didapat dikala putera-puteri mereka bersekolah disana. Namun, dalam kurun waktu satu decade terakhir paradigma itu berubah. Sekolah Negeri sepi peminat. Bahkan tak sedikit Sekolah yang notabene Negeri sepi dari serbuan pendaftar siswa baru.
dan tak sedikit pula yang must be regrouped dan margered.

What happened?
Bagi masyarakat kebanyakan mungkin hal ini semata disebabkan oleh terlalu berhasilnya program Keluarga Berencana kali yee? He he

Namun jika kita tak enggan melihat lebih jauh pada permasalahan ini kita akan menemukan benang merahnya dan ada segudang solusi untuk mengatasinya.
What are they?

1. ProgramProgram yang meyakinkan dan konsisten merupakan suatu keharusan yang harus ditawarkan bagi suatu lembaga untuk dapat menarik simpati masyarakat supaya mereka mau mempercayakan sang buah hati mereka. Masyarakat akan merasa mantab hati jika ditawarkan program jitu tak hanya berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan namun juga pendalaman Agama. Ingat, Ortu menantikan anak sholeh yang dapat mendo’akan mereka Lho!

2. PelayananPelayanan prima dan konsistensi dari visi dan misi sekolah harus ditingkatkan. Visi dan misi bukan hiasan dinding belaka, namun harus dihayati dan diterapkan.

3. KedisiplinanKedisiplinan dari pendidik dan tenaga kependidikan adalah harga mati. Kalau gurunya saja tidak disiplin, bagaimana muridnya mau disiplin?
Hah…Disiplin itu mudah Lho.
Lakukan saja segala sesuatunya sesuai dengan efektif dan efisien.
Waktunya masuk ya masuk, waktunya jam mengajar yaa mengajar di dalam kelas, waktunya istirahat ya istirahat, waktunya pulaaang, yah pulang deeh.
Bukan waktunya masuk masih dijalan, waktunya ngajar baru datang, waktunya istirahat novi dan nope, belum waktunya pulang, eee… udah pulang duluan.
Jangan sampai murid-murid meniru perilaku jelek guru. karena di jaman sekarang ini bukan lagi "Jika Guru kencing berdiri maka murid kencing berlari",
Tetapi "Jika guru kencing berdiri maka Murid mengencingi sang Guru".

4. Jika saya amati, memang sekolah swasta itu sangat tangguh untuk bersaing.
Mulai dari merelakan diri untuk antar jemput siswa secara free charge, bercapek-capek ria untuk meluangkan waktu untuk memberi pelajaran tambahan, Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler, bahkan mengorbankan waktu bersama keluarga, tenaga, biaya untuk dapat murid banyak.
Mengapa mereka sedemikian Cemungudhnya?

Bagi mereka, murid adalah asset. Asset tidak selalu diidentikkan dengan jaminan kemakmuran financial Lho! Namun lebih dari itu. Ibarat pohon, “sebaik-baik pohon adalah pohon yang paling banyak buahnya”. Terjemahkan sendiri Lah!

Sekolah Negeri jangan kalah semangatnya donk dari sekolah Swasta…

Meskipun jika tak dapat murid banyak tak akan berpengaruh terhadap status kepegawaian dan tak akan mengancam sumber penghasilan setidaknya DO THE BEST IS A MUST. Harkat dan martabat yang terpuji akan dipertaruhkan.

Berikut Ada beberapa rekomendasi dari kawan-kawan ngopi saya mungkin ada yang berminat untuk menarik simpati masyarakat untuk kembali mempercayakan buah hati mereka ;;;;

1. Membaca Asmaul Husna Secara Berjamaah
Ajaklah Para Siswa untuk membiasakan diri Membaca Asmaul Husna Secara Berjamaah di 15 menit jam pelajaran pertama. Banyak banget manfaatnya. Jangan lupa dimasukkan ke speaker pengeras yang lantang

2. Ajak siswa untuk sholat berjamaah di sekolahan atau dilingkunan sekolahan. Jika tempat kurang memadai bisa bergiliran.

3. Adakan senam masal di hari-hari yang sudah disepakati. Karena kalau dirumah anak-anak biasanya gak pernah diajak senam ortu mereka.

4. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikulerdan mencari mascot-maskotnya untuk senjata Go Public.

5. Jalin komunikasi yang apik dengan tokoh masyarakat setempat dan wali murid

6. Cari murid jangan tunggu bola, namun tak ada salahnya jemput bola

7. Infakkan sedikit penghasilan untuk proses pembelajaran dan pencarian siswa baru.

Thanks for your visitation ...
 May God bless us

#Program_sekolah

1.     Baca Juga :