Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tantangan Guru Menghadapai Generasi Millenial I Kanjeng Mariyadhies Ngawi


GURU MILLENIAL
https://mariyadhies.blogspot.com
Guru Millenial Harus Terus Belajar


Apa sih kriteria Guru Millenial Menurut Penulis?

a.  Menjadi guru yang dapat menjadi teladan bagi teman kerja, Siswa, dan seluruh civitas sekolah. Guru merupakan contoh bagi siswa siswa nya, hal ini merupakan sesuatu yang memang harus terjadi. Guru menjadi model dan panutan bagi siswa baik didalam kelas maupun dalam kehidupan siswa dirumah. Apa yang mereka lihat atau terima dari guru akan menjadi sebuah panutan dan acuan mereka. Kadang kala peran orang tua akan sedikit tergeser dengan peran guru dalam perkembangan psikologis siswa. Jadi dapat menjadi teladan bagi siswa merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru.

b. Menjadi Guru yang pandai mengajar dengan menerapkan metode, pendekatan dan media yang variatif. Menjadi Fasilitator, supporter, Orang tua, Sahabat, bahkan teman siswa dalam belajar merupakan tugas yang diemban seorang guru. Setiap guru mempunyai cara dan model tersendiri dalam membimbing siswa dalam belajar. Dibutuhkan keahlian dan cara yang tepat dalam mentransfer ilmu dan juga menjadi fasilitator siswa didalam kelas. Pandai mengajar merupakan kealian yang sangat diperlukan bagi seorang guru sehingga apa yang menjadi tujuan dalam proses belajar mengajar akan tercapai.

Bagaimana sikap Guru Millenial menghadapi dinamika di era millenial?
Misalkan, Jika mendapati siswa yang merokok dilingkungan kelas saya akan memberikan
“hukuman” secara bertahap. Menegur siswa secara lisan merupakan suatu tindakan yang
otomatis diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan. Memanggil dan mengajukan
beberapa pertanyaan yang bersifat mencari sebab dan akibat mengapa hal tersebut dilakukan.
Memberikan bimbingan konseling dengan memberikan pengetahuan mengenai bahaya
merokok. Selanjutnya hukuman yang bersifat sosial akan lebih memberikan efek jera kepada
siswa misal dengan memberikan “hukuman” membersihkan lingkungan sekolah selama
beberapa hari berturut turut. Apabila masih terulang kembali bisa memberikan surat perjanjian
yang berisi untuk tidak mengulangi kembali perbuatan tersebut dengan beberapa sanksi yang
lebih berat dan sudah disetujui dengan membubuhkan tanda tangan orang tua dan siswa yang
bersangkutan.

Merancang media pembelajaran
Merancang media pembelajaran merupakan hal yang membutuhkan waktu dalam persiapannya. Dalam sehari seorang guru kelas akan mengajarkan beberapa mata pelaran yang berbeda. Persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran, strategi, serta evaluasi tercantum dalam RPP, hal ini membutuhkan pemikiran yang matang, sehingga pembuatan Media pembelajaran (disesuaikan dengan materi) terkadang akan memakan banyak waktu.

Role Playing
Bermain peran (Role Playing) merupakan metode yang sangat inovatif dalam pembelajaran sastra. Didalam role playing terdapat unsur permaianan gerak, tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang dalam melakukan proses belajar mengajar. Siswa tanpa sadar telah menggunakan ungkapan terhadap materi yang merkeka pelajari. Role playing dapat diterapkan dengan jumlah murid yang banyak cocok untuk kelas besar. Role playing akan memberikan imajinasi kepada siswa untuk memerankan orang lain (melatih psikologis siswa) dengan cara bermain, mengingat dunia anak dekat sekali dengan dunia bermain.

Demonstrasi
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada murid. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau murid itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian pelajaran sastra karena bisa langsung dipraktekkan langsung oleh guru atau murid.

Brainstorming
Brainstorming adalah suatu model dalam pembelajaran untuk menghasilkan banyak gagasan dari seluruh siswa. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang sembarangan, kurang masuk akal, liar dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Sesuai untuk pembelajaran sastra.


Baca Juga : Label Opini Penulis