Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Proposal PTK: Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo





Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah proposal yang dibuat oleh peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di dalam kelas dengan melakukan PTK guna memperbaiki pembelajaran pada kelas yang diteliti dan meningkatkan proses belajar mengajar siswa pada kelas tertentu. Namun tidak semua kelas yang hendak di lakukan PTK, seperti halnya tadi hanya kelas kelas tertentu, misal kelas yang dianggap bermasalah, atau poses blajar mengajar kelas tersebut tidak optimal atau terdapat masalah lainnya.
Contoh Proposal PTK: Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo
Contoh Proposal PTK: Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo

Unsur PTK
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa unsur yang terkandung di dalamnya yang sangat khas yaitu sebagai berikut:
1.   PTK di laksanakan oleh pendidik yaitu guru/pengajar, apa bila dalam kelas tersebut terdapat masalah
2.   PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilakukan bahwa memang benar masalah yang di hadapi oleh guru pada kelas tersebut
3.   PTK memang harus didakan karena masih banyak proses pembelajaran yang harus dimaksimalkan oleh pendidik/guru.

Contoh Proposal PTK
Berikut ini adalah Contoh Proposal PTK yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo. Contoh Proposal dibawah ini hanya bersifat petikan. Untuk versi lengkap atas Laporan PTK dengan judul diatas silakan Download Contoh Proposal PTK.
………………………………………………………………………..
 A. JUDUL

Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 Sd Muhammadiyah Ponorogo

B. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa dapat memiliki pengetahuan dasar yang berguna bagi kelanjutan studi serta dalam hidup bermasyarakat. Untuk itu perlu penanaman konsep yang betul-betul sesuai, sehingga pengetahuan yang diperoleh itu dapat tertanam dengan baik pada daya ingat siswa. Agar terwujud tujuan tersebut disusunlah beberapa bidang studi yang harus dipelajari siswa Sekolah Dasar antara lain bidang studi Bahasa Indonesia. Tujuan diberikannya bidang studi Bahasa Indonesia yaitu agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa Sekolah Dasar.
Salah satu bidang pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pengajaran membaca dan menulis. Tanpa memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan di kemudian hari (Depdikbud: 1991/1992).
Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap siswa, disamping menulis dan berhitung. Melalui membaca seorang siswa dituntut bisa belajar pelajaran lain. Sehingga perlu diperhatikan dalam mempersiapkan siswa agar mampu membaca lancar sedini mungkin dan mempercepat kemampuan siswa agar mampu belajar mandiri dengan kekuatan sendiri. Kemampuan membaca dengan lancar harus diajarkan sejak dini khususnya saat siswa di tahap sekolah dasar. Karena kemampuan membaca, nantinya akan berpengaruh pada segala aspek kehidupan khususnya dalam memecahkan masalah.
Membaca merupakan alat bantu untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan sebagai pembantu pelajaran di sekolah. Itulah sebabnya sejak kecil, yaitu mulai anak masuk sekolah harus belajar memiliki keterampilan membaca yaitu melesankan tanda-tanda tulis. Dalam GBPP SD 1993 disebutkan bahwa:
“Bahasa sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, maka penguasaan dan kecakapan membaca menulis mutlak ditemukan dan amat strategis sifatnya”.
Dari penjelasan di atas, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan, khususnya sekolah dasar berkewajiban untuk memperhatikan pelajaran membaca secara efektif terutama kemampuan membaca di kelas 1. Pentingnya pelajaran membaca dalam sistem pendidikan tidak dapat disangka, sukses atau tidaknya anak dalam belajar salah satunya ditentukan oleh sukses tidaknya anak itu dalam belajar membaca. Hal ini berarti keberhasilan anak dalam kemampuan membaca memiliki pengaruh terhadap keberhasilan dalam bidang studi lain. Dengan kemampuan membaca, siswa memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Mengingat pentingnya peranan penguasaan kemampuan membaca bagi perkembagan siswa, maka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajarannya harus dilakukan dengan benar.
Dalam pembelajaran membaca, kita mengenal beberapa macam media pembelajaran antara lain media kartu huruf, media kartu suku kata, dan media papan flanel. Media apapun sebenarnya baik karena sama-sama memiliki dasar yang kuat. Akan tetapi media-media tersebut akan memperoleh hasil yang optimal apabila didukung atau ditunjang dengan peranan guru yang kreatif. Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas 1 media pembelajaran sangatlah membantu terhadap pencapaian  kemampuan membaca siswa. Media pembelajaran yang tepat digunakan pada kelas 1 diantaranya adalah media kartu huruf dan media kartu suku kata melalui papan flanel. Beberapa kelebihan dari media ini menurut Sadiman (1996:31) adalah: 1) Sifatnya kongkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, 2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, keterbatasan pengamatan, memperjelas masalah bidang apa saja, dan harganya murah , mudah didapat dan mudah digunakan, 3) Sebagai salah satu teknik media pembelajaran yang efektif, karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan huruf dan kata.



Setelah peneliti mengadakan penelitian di SD Muhammadiyah Ponorogo ditemukan masalah terkait kemampuan membaca khususnya di kelas 1 dan 2. Walaupun sudah ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan dasar membaca yang bagus, namun beberapa diantaranya masih keliru dalam pengucapan atau membaca kata yang berakhiran huruf konsonan (mati). Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian tes membaca siswa. Untuk itu diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa karena dari membaca maka siswa akan terhubung dan mengerti tentang bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya. Dengan dasar itulah peneliti mengadakan penelitian tentang penggunaan media kartu suku kata meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.   Bagaimana peningkatan kemampuan membaca melalui penggunaan media kartu suku kata papan flanel pada siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo?
2.   Apa kendala yang dihadapi guru dan siswa serta cara mengatasinya dalam  peningkatan kemampuan membaca melalui penggunaan media kartu suku kata papan flanel pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo?
Penggunaan media kartu suku kata melalui papan flanel dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelas 1 karena media tersebut bersifat konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal. Selain itu, melalui media ini siswa juga akan terlibat aktif dalam dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran membaca siswa lebih bermakna dan siswa lebih cepat memahami cara membaca yang tepat.

D. TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1.   Mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca melalui penggunaan media kartu suku kata papan flanel pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo.
2.   Mendeskripsikan kendala yang dihadapi guru dan siswa serta cara mengatasinya dalam  peningkatan kemampuan membaca melalui penggunaan media kartu suku kata papan flanel pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo.

E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan manfaat dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat menambah khazanah pengetahuan, khususnya tentang media pembelajaran untuk kemampuan membaca.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:
a. Siswa
Dengan mengikuti pembelajaran membaca melalui media kartu suku kata dengan papan flanel, siswa dapat menerima pembelajaran membaca lebih bervariasi, tidak membosankan, sehingga siswa termotivasi untuk lebih giat belajar membaca, yang akhirnya kemampuan membaca siswa meningkat dengan optimal.
b. Guru
Untuk lebih meningkatkan keterampilannya dalam penggunaan media kartu suku kata dalam pembelajaran membaca, untuk meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
c. Sekolah
Dengan hasil penelitian ini sekolah dapat menginformasikan kepada para guru yang lain untuk lebih mengembangkan media pembelajaran yang lain.

d. Peneliti Lain
Dapat mengembangkan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan lebih lanjut.

G. DEFINISI ISTILAH
Untuk menghindari salah pengertian, maka perlu adanya penegasan istilah yang dipergunakn selaras dengan pokok-pokok permasalahan penelitian. Istilah-istilah yang dimaksud sebagi berikut:
1.   Media adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima (Ibrahim, dkk)
2.   Media kartu suku kata adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim kepada penerima pesan yang terbuat dari kertas manila/duplek dengan ukuran 6 cm x 6 cm yang bertuliskan suku kata.
3.   Kemampuan membaca adalah kemahiran , keterampilan yang dimiliki oleh anak untuk melisankan rangkaian tulisan.

H. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Membaca



Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agra kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlibat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Karena hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Tarigan, 1979:7).
2. Membaca Permulaan
Membaca permulaan dalam pengertian ini dibatasi pada pengertian membaca permulaan dalam teori keterampilan atau kemampuan, yaitu konsep membaca yang menekankan pada proses penyandiaan dalam ruang lingkup membaca permulaan atau membaca secara mekanikal. Batasan-batasan membaca permulaan yang menjadi acuan adalah berikut:
a.    Kustaryo (1998: 2) menyimpulkan bahwa: membaca adalah suatu kombinasi dari pengenalan huruf, emosi intelektual yang dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca untuk memahami suatu pesan yang tertulis.
b.   Allen 9 dalam Sugiarto, 2001) mengatakan bahwa: membaca adalah sebuah proses yang berkembang. Pada tahap awal, membaca sebagai suatu pengenalan simbol-simbol huruf cetak yang terdapat dalam sebuah wacana.
Batasan-batasan yang dikemukakan di atas pada hakikatnya menekankan bahwa membaca sebagai kegiatan belajar pada tahap awal atau membaca permulaan. Pada tahap ini pembaca belum memiliki keterampilan/kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan/kemampuan membaca.
Batasan-batasan di atas juga memberi pengertian bahwa membaca permulaan menunjukkan pada hubungan grafis dengan proses kognitif, sehingga proses kemampuan membaca yang dijadikan fokus utama dalam penelitian ini berkaitan dengan pengalaman bahasa siswa. Dalam konsep membaca permulaan ini, pengalaman siswa dalam unsur kognitif digrafiskan sebagai bahan belajar membaca melalui proses pengenalan suku kata.
Membaca merupakan suatu proses keterampilan atau kemampuan dan proses kognitif. Proses keterampilan menunjukkan pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem melalui latihan, sedangkan proses kognitif menunjukkan pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan intelektual. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
1. Fungsi
Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembanganbudaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahsa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, (4) sarana memperluas pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana pengembangan penalaran.
2. Tujuan Umum
a.    Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagi bahasa persatuan dan bahasa negara.
b.   Siswa memahami bahasaIndonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
c.    Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial.
d.   Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
e.    Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
3. Tujuan Khusus
a.    Siswa dapat mengucapakan kata bahasa Indonesia dengan lafal yang wajar
b.   Siswa mampu melafalkan kalimat-kalimat bahasa Indonesia dengan intonasi yang wajar dan sesuai dengan konteksnya.
c.    Siswa mampu memahami ejaan bahasa Indonesia yang baku, serta dapat menggunakan tanda-tanda baca secara tepat.
d.   Siswa memiliki kegemaran dan keterampilan membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari
e.    Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, dan pesan secara lisan dan tertulis.
f.    Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan dan tertulis dengan jelas.

4. Kemampuan Membaca Siswa yang Diharapkan
Setelah siswa mengikuti pembelajaran membaca maka siswa diharapkan mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Kemampuan Membaca Kata
Dalam komunikasi antar sesama manusia lewat bahasa, pada hakikatnya kata mempunyai fungsi yang penting. Pemakaian bahasa pada hakikatnya selalu berurusan dengan pemakaian kata dalam bahasa tersebut.
Salah satu cara yang terbaik untuk memperoleh kata-kata baru adalah melalui bacaan. Kemampuan membaca permulaan yang dimulai sejak usia dini akan membantu anak untuk memperoleh kata-kata baru yang lebih banyak.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca kata mempunyai peranan yang penting bagi siswa untuk memahami ide-ide atau gagasann yang disampaikan lewat kata dalam bahasa yang dipakainya.
b. Kemampuam Membaca Kalimat
Kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil dan mengandung pikiran yang lengkap (Keraf, 1976: 154). Gagasan atau ide-ide tersebut dapat berupa pernyataan, perintah, keinginan, atau seruan yang dalam penulisan dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik atau tanda –tanda baca yang lain.
Kemampuan membaca kalimat dalam hubungan dengan membaca permulaan jumlah kosa kata yang disajikan tidak terlalu besar ditekankan pada masalah kelompok kata.
Bertolak dari uraia di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca kalimat dengan lancar dan dengan intonasi yang tepat merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena faktor tersebut menentukan sekali dalam proses penguasaan bahasa, khususnya pemahaman terhadap ide-ide atau gagasan yang disampaikan melalui kalimat tersebut.

5. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media merupakan kata jamak dari medium yang berarti perantara, maksudnya adalah sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan informasi. Hal ini dipertegas oleh AECT (dalam Sadiman, 2003: 6) berpendapat bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Sedangkan menurut Ibrahim dkk, (1999: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengeluarkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dari 2 pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, sehingga mempermudah siswa untuk belajar.
b. Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri. Karena gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa kehadiran media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang sukar dan rumit.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik denganbantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya untuk membelajarkan abak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
6. Media Papan Flanel
a. Pengertian Media Papan Flanel
Dalam pengertian media papan flanel menurut pendapat Sadiman (2003: 49) mengatakan bahwa papan flanel adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain berbulu, dimana padanya diletakkan potongan gambar-gambar atau simbol-simbol lain. sedangkan Ibrahim (1999: 25) berpendapat bahwa papan flanel adalah suatu papan yang dilapisi, dimana padanya diletakkan potongan gambar-gambar atau simbol lain.
Dari dua pendapat tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa papan flanel adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu, dimana padanya diletakkan potongan gambar-gambar atau sumber lain. gambar gambar atau sumber itu biasanya disebut items flanel.
1. Kegunaan Papan Flanel
a.    Dapat dipakai untuk semua tingkat dan jenis sekolah dan untuk pelajaran apa saja.
b.   Dapat memupuk belajar secara aktif kepada murid, yaitu dengan memberi kesempatan untuk menempelkan items yang tepat atau sesuai dengan tugas guru.
2. Fungsi Papan Flanel dalam Pembelajaran Membaca
Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit dengan melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran yang efektif dapat terjadi apabila guru menghadirkan sebuah media. Melihat semua media memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka guru dapat menetapkan kebijakan untuk menentukan media yang akan digunakan. Saputro (1991: 6) mengatakan bahwa peranan media dalam pembelajaran adalah sebagai pemicu munculnya kondisi pembelajaran yang optimal. Pembelajaran optimal didalamnya terjadi suatu proses yang mengarah pada cara belajar siswa aktif.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran dalam belajar mengajar bertujuan untuk meningkatkan tercapainya prestasi belajar siswa. Demikian halnya dengan penggunaan media kartu suku kata melalui papan flanel dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan kemampuan membaca secara optimal.
7. Pelaksanaan Penggunaan Media Kartu Suku Kata Melalui Papan Flanel
Langkah-langkah pelaksanaan penggunaan media kartu suku kata melalui papan flanel adalah sebagai berikut:
a.    Guru menunjukkan gambar. Fungsi penampilan gambar sangat penting untuk menarik perhatian anak.
b.   Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama pada gambar. Misalnya, gambar Ibu, ibu disebut mama atau mami, anak perempuan dalam gambar disebut Nana atau Nina.
c.    Setelah mendengarkan cerita guru, siswa diajak bermain kartu suku kata dengan cara menempelkan items kartu suku kata melalui papan flanel:


Download Contoh Proposal PTK




Untuk unduh atau Download Contoh Proposal PTK ini secara lengkap silakan klik tautan dibawah ini:

Demikian Contoh Proposal PTK yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo semoga dapat sobat unduh atau Download semoga bermanfaat.

Artikel Menarik Lainnya