Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Proposal PTK: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES





Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah proposal yang dibuat oleh peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di dalam kelas dengan melakukan PTK guna memperbaiki pembelajaran pada kelas yang diteliti dan meningkatkan proses belajar mengajar siswa pada kelas tertentu. Namun tidak semua kelas yang hendak di lakukan PTK, seperti halnya tadi hanya kelas kelas tertentu, misal kelas yang dianggap bermasalah, atau poses blajar mengajar kelas tersebut tidak optimal atau terdapat masalah lainnya.
 
Contoh Proposal PTK: PENINGKATAN  HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES
Contoh Proposal PTK: PENINGKATAN  HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES  
Unsur PTK
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa unsur yang terkandung di dalamnya yang sangat khas yaitu sebagai berikut:
1.   PTK di laksanakan oleh pendidik yaitu guru/pengajar, apa bila dalam kelas tersebut terdapat masalah
2.   PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilakukan bahwa memang benar masalah yang di hadapi oleh guru pada kelas tersebut
3.   PTK memang harus didakan karena masih banyak proses pembelajaran yang harus dimaksimalkan oleh pendidik/guru.

Contoh Proposal PTK
Berikut ini adalah Contoh Proposal PTK yang berjudul PENINGKATAN  HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES  . Contoh Proposal dibawah ini hanya bersifat petikan. Untuk versi lengkap atas Laporan PTK dengan judul diatas silakan Download Contoh Proposal PTK.
………………………………………………………………………..
 PROPOSAL PTK


A.      JUDUL : PENINGKATAN  HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES

B.       LATAR BELAKANG DAN IDENTIFIKASI MASALAH
1.             Latar Belakang Masalah
Perkembangan pada era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dimana hal ini merupakan kunci untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wadah untuk mengusahakan peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah dengan pendidikan. Sumitro, (2006) menyatakan pendidikan merupakan proses pengembangan dan perilaku manusia secara keseluruhan. Selanjutnya pendidikan berguna untuk mengembangkan nilai-nilai baru dalam menghadapi tantangan ilmu, teknologi dan dunia modern.
Mata pelajaraan Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Hal ini sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Matematika.
Setiap terjadi perubahan kurikulum pembelajaran Matematika selalu ditekankan pada pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Akan tetapi pada prakteknya guru kesulitan menghadirkan PAIKEM tersebut dalam kelas. Proses pembelajaran saat ini terlalu mementingkan perkembangan pada tataran pengetahuan, sehingga persoalan kreativitas pada taraf pemahaman konsep, prinsip dan kemampuan menyelesaikan masalah masih perlu ditingkatkan.
Dari hasil observasi proses pembelajaran Matematika kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha pada tanggal 20 Pebruari 2018 siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut nampak ketika guru sedang menjelaskan masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan teman sebangku dan tidak bisa menjawab ketika diberi pertanyaan oleh guru. Bila ditilik lebih lanjut, strategi yang diterapkan oleh guru dirasa kurang tepat sehingga materi yang akan diberikan tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru SD Taruna Dra. Zulaeha  masih menggunakan metode ceramah. Menurut Sumiati dan Asra (2007) alam metode ini komunikasi antar guru dan siswa pada umumnya searah. Hal ini menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Mata pelajaran Matematika umumnya dipandang sulit bagi siswa karena susah dimengerti, penuh dengan simbol dan pendekatan pembelajaran matematika yang kurang menarik. Hal ini mengakibatkan siswa cepat bosan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal. Terbukti dengan rata-rata nilai matematika yang masih rendah dan sebagian besar (58%) nilai siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 67. Selain itu, rata-rata hasil belajar Matematika dalam Penilaian tengah semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) siswa kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha paling rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Terlihat dari rata-rata nilai PTS dan PAS berturut-turut adalah 65 dan 68.
Sarana dan prasarana dapat menunjang tercapainya sebuah tujuan pembelajaran secara lebih maksimal. Kelengkapan dan keterbatasan sarana dan pra sarana dapat mempengaruhi proses dan hasil dalam pembelajaran. dengan sarana yang lebih lengkap maka pembelajaran dapat disampaikan secara menarik sehingga menarik perhatian siswa. Sarana di SD Taruna Dra. Zulaeha dapat dikatakan sudah cukup lengkap. Akan tetapi dalam pemanfaatannya kurang maksimal. Sebagai contoh masih kurangnya guru yang menggunakan media elektronik dalam pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran Matematika tampak bahwa siswa belum siap menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan gagasan lainnya pada tingkat ingatan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran Matematika SD kelas V agar peserta didik mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dengan potensi yang tergali secara maksimal dalam sebuah proses pembelajaran akan meningkat pula ketercapaian tujuan dan penilaian. Dari berbagai permasalahan yang ditemukan perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan mampu melahirkan sebuah inovasi dalam pembelajaran matematika.
(Piaget dalam Rita Eka Izzaty,2008) skema kognitif menunjukkan struktur mental, pola berpikir yang orang gunakan untuk mengatasi situasi tertentu di lingkungan. Misalnya, bayi melihat benda yang diinginkan kemudian menangkap benda yang dilihat tersebut sehingga membentuk skema yang tepat.
Mind Map adalah cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. Mind Map adalah bentuk penulisan catatan yang penuh warna dan bersifat visual, yang bisa dikerjakan oleh satu orang atau sebuah tim terdiri atas beberapa orang. Di pusatnya terdapat sebuah gagasan atau gambaran sentral. Kemudian gagasan utama ini dieksplorasi melalui cabang-cabang yang mewakili gagasan-gagasan utama, yang kesemuanya terhubung pada gagasan sentral ini. Disetiap cabang gagasan utama ada cabang-cabang “sub-gagasan” yang mengeksplorasi tema-tema tersebut secara lebih mendalam. Dan pada cabang-sub-gagasan ini anda dapat menambahkan lebih banyak sub-cabang, sambil terus mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam lagi. Faktor ini membuat Mind Map memiliki ruang lingkup yang dalam dan luas, yang tidak dimiliki oleh daftar gagasan biasa. Dari pendapat yang telah dikemukakan ahli, diketahui bahwa skema kognitif dan metode Mind Map menempatkan daya visual dalam proses belajar. Dalam hal ini, maka metode Mind Map diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha.
2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, permasalahan yang dihadapi di Kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha dapat diididentifikasi sebagai berikut :
a.    Guru kesulitan menerapkan PAIKEM di kelas.
b.    Strategi dan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.
c.    Rendahnya rata-rata nilai ujian tengah semester dan ujian akhir semester mata pelajaran Matematika.
d.   Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
e.    Sebagian siswa belum siap belajar sewaktu terjadi proses pembelajaran matematika




C.       RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model mind map dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha.
Pemecahan masalahnya melalui model mindmap  yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan daya ingat serta kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi.
Indikator keberhasilan pembelajaran ditunjukkan bila dapat mudah mengingat  dan memahami materi yang disampaikan sehingga mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

D.      TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika menggunakan model pembelajaran Mindmap pada siswa kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha

E.       MANFAAT PENELITIAN
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada pengembangan pembelajaran Matematika di tingkat Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan kajian bagi usaha penelitian lanjutan, perbandingan maupun tujuan lain yang relevan.
2.      Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
a.         Bagi siswa :
1)             Meningkatkan kreativitas siswa, karena dibutuhkan kemampuan untuk mengkreasikan catatan dalam Metode Pembelajaran Mind Map.
2)             Memperdalam pemahaman, karena dalam Metode Pembelajaran Mind Map siswa harus mengetahui konsep dari materi himpunan untuk menentukan pokok pikiran dari materi tersebut.
3)             Meningkatkan daya ingat terhadap materi yang diajarkan, karena dalam Metode pembelajaran Mind Map dituntut untuk membaca dan merangkum kembali catatan konvensional yang telah siswa lakukan sebelumnya.
b.        Bagi guru
1)             Mendapatkan strategi pembelajaran Matematika dengan metode pembelajaran “Mindmap” sebagai suatu alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2)             Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
3)             Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran Matematika.
c.         Bagi sekolah
Memberikan sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada mutu sekolah

F.        KAJIAN PUSTAKA
Slameto (2010) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor intern belajar terdiri dari faktor Jasmaniah, faktor Psikologis, dan faktor kelelahan. Sementara faktor ekstern belajar terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Dalam Penelitian ini faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalahfaktor internal yang mencakup kondisi siswa dan faktor pendekatan belajar yang dalam hal ini digunakan metode Mind Map sebagai objek penelitian.
Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasianya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2001).
Herman Hudojo (2005:135) menyatakan bahwa pembelajaran Matematika berarti pembelajaran tentang konsep-konsep atau struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep atau struktur-struktur tersebut.
Dalam pembelajaran Matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode teknik yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika dapat disimpulkan sebagai serangkaian proses kegiatan belajar yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi serta memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya dalam usaha mencapai perubahan-perubahan yang relatif konstan dalam pengetahuan,pemahaman, ketrampilan, dan lainnya tentang Matematika.
Desi (2011) bangun ruang adalah bangun Matematika yang memiliki isi atau volume. Lebih lanjut Desi (2011) mengemukakan bagian-bagian bangun ruang antara lain :
a.        Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya.
b.        Rusuk adalah pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang.
c.        Titik sudut adalah titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih.
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa bangun ruang merupakan bangun Matematika yang mempunyai sisi, rusuk, titik sudut dan volume.
Menurut Asep Jihad (2008) karakteristik yang membedakan matematika dengan pelajaran yang lain adalah :
a.                  Objek pembicaraannya abstrak sekalipun dalam pengajaran di sekolah anak diajarkan benda konkrit. Artinya siswa didorong untuk melakukan abstraksi.
b.                  Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal pengertian dibuat seefisien mungkin. Kemudian pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang logis.
c.                  Pengertian atau konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistensinya.
d.                 Melibatkan perhitungan (operasi).



Dalam Penelitian ini, materi dalam pelajaran matematika adalah bangun ruang. Kaitannya dengan karakteristik pelajaran matematika diatas adalah bangun ruang merupakan salah satu materi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini siswa atau subjek didorong untuk memahami tentang konsep yang berjenjang.
Menurut Piaget dalam Suharjo, (2006) tahap perkembangan anak secara hierarkis terdiri empat tahap, yaitu sensori motorik, pra operasional, operasi konkrit dan operasi formal. Tahap sensori motorik tergolong anak berusia antara 0-2 tahun. Pada tahap ini anak belum mempunyai konsep tentang objek yang tetap. Artinya anak hanya mengetahui apa yang ditangkap oleh inderanya saja. Tahap pra operasional tergolong anak berusia 2-6/7 tahun. Pada tahap ini pada anak mulai timbul pertumbuhan kognitif. Tetapi terbatas pasa apa yang dijumpainya. Tahap operasi kongkrit tergolong anak berusia 6/7 -12 tahun. Pada tahap ini anak sudah mengetahui simbol-simbol matematis. Tetapi anak pada tahap ini belum mampu menghadapi hal yang anstrak.
Anak usia Sekolah Dasar memiliki karakter yang khas seperti yang sudah diuraikan beberapa ahli di atas.  Sementara dalam penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas V SD yang dikategorikan kelas tinggi. Karakter anak yang telah disebutkan menjadi acuan dalam pengambilan data.
Iwan Sugiarto (2004) menerangkan bahwa Mind Map (peta pemikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi. Lebih lanjut Iwan Sugiarto (2004) menerangkan bahwa Mind Map (peta pemikiran) adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu tentang suatu konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan subtopik-subtopik dan landasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar kertas,melalui penggambaran symbol, kata-kata, garis, dan tanda panah.
Dalam kegiatan belajar mengguanakan metode Mind Map ini, siswa aktif menyusun inti-inti dari suatu materi pembelajaran menjadi peta pemikiran. Mind Map (peta Pemikiran) ini akan membantu anak: (1) mudah mengingat sesuatu; (2) mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah; (3) meningkatkan motivasi dan konsentrasi; (4) mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Tony Buzan juga menunjukkan bahwa siswa akan menghafal dengan cepat dan mudah berkonsentrasi dengan teknik peta pemikiran sehingga menimbulkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan serta keinginan untuk berhasil.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa metode Mind Map (peta pemikiran) adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu proses belajar siswa, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh siswa, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau grafik.
kelebihan Mind Map  antara lain; (1) catatan lebih padat, jelas dan terfokus pada inti materi, (2) tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan  ditengah,  (3)  mempercepat  proses  pencatatan  karena  hanya menggunakan kata kunci, (4) level keutamaan informasi terdefinisi secara lebih baik, (5) informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind Map, sehingga mempermudah proses mengingat, (6) Enak dilihat, dibaca, direnungkan dan diingat dan (7) Menarik dan menahan perhatian mata atau otak.
Mengacu pada kelebihan Mind Map di atas, maka peneliti memilih metode Mind Map pada penelitian ini, dengan pertimbangan siswa akan lebih mudah dalam mengingat materi yang disampaikan karena catatan yang dibuat lebih ringkas, jelas dan terstruktur.
Langkah-langkah penggunaan Mind Map menurut Tony Buzan (2007 : 10) adalah :
a.         Pergunakan selembar tanpa garis dan beberapa pulpen berwarna.
b.         Buatlah sebuah gambar yang merangkum subjek utama di tengah-tengah kertas.
c.         Buatlah garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung gambar ditengah kertas, masing-masing untuk setiap ide utama yang ada mengenai subjek dimana cabang-cabang utama tersebut melambangkan topik utama.
d.        Beri nama pada setiap ide tersebut.
e.         Dari setiap ide ditarik garis penghubung yang menyebar seperti cabang pohon.
Adapun langkah-langkah penggunaan Mind Map dalam penelitian ini adalah :
a.       Siswa menggunakan kertas putih tanpa garis dan alat tulis.
b.      Siswa membuat gambar dan tulisan sebagai subjek utama di tengah-tengah kertas.
c.       Siswa membuat garis berlekuk yang menyambung subjek utama, dan memberi nama pada setiap lekuk garis yang dibuat tentang bangun ruang.
Catatan adalah instrumen penting dalam belajar pada seluruh jenjang pendidikan. Dengan catatan siswa akan lebih mudah mengingat apa yang disampaikan guru. Dahulu sebelum tugas pendidik beragam seperti sekarang, banyak guru yang menempatkan aktivitas memeriksa catatan sebagai kegiatan untuk mengukur kesungguhan siswa belajar. Namun, setelah pendidik makin sibuk dengan kewajiban mengelola administrasi pembelajaran dan semakin variatifnya sumber belajar yang digunakan siswa, banyak sekolah yang kurang peduli terhadap catatan siswa dan kurang menyadari betapa pentingnya catatan bagi siswa dalam mengingat materi yang diajarkan. Mind Map atau pemetaan pikiran merupakan satu bentuk metode belajar yang efektif untuk memahami kerangka konsep materi pelajaran. Sehingga daya ingat siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih kuat. Hal tersebut tentu akan berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa.

G.      METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode Mind Map. Artinya dalam penelitian ini terdapat proses kegiatan guru dan siswa untuk meningkatkan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Model penelitian yang dipilih adalah model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (Siklus Spiral) artinya pembelajaran yang semakin lama semakin meningkat hasil belajarnya (mampu mengatasi masalah yang muncul di kelas).
Setting penelitian menjelaskan tentang lokasi dan gambaran tentang kelompok subjek yang dikenai tindakan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Taruna Dra. Zulaeha  pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018 tepatnaya bulan Maret-Agustus 2018. dengan rincian sebagai berikut :
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah proses penerapan metode Mind Map (peta pemikiran) pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD Taruna Dra. Zulaeha.
Desain penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian yang akan peneliti laksanakan. Desain penelitian yang digunakan menunjukkan pada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2008) yang menggunakan siklus sistem spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Komponen tersebut merupakan rangkaian dalam satu siklus dan jumlah siklus yang dilakukan tergantung permasalahan yang diselesaikan.


Download Contoh Proposal PTK
Untuk unduh atau Download Contoh Proposal PTK ini secara lengkap silakan klik tautan dibawah ini:

Demikian Contoh Proposal PTK yang berjudul PENINGKATAN  HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MODEL MINDMAP PADA SISWA KELAS V SD TARUNA DRA. ZULAEHA LECES   semoga dapat sobat unduh atau Download semoga bermanfaat.

Artikel Menarik Lainnya