Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PROPOSAL PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) PELAJARAN PKn I Ngawi


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN ARTI PENTING KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DENGAN MODEL BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SDN PANDEAN 5, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN NGAWI TAHUN
PELAJARAN 2016/2017


PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS INI DI TULIS UNTUK MEMENUHI TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PROGRAM STUDI S1 PGSD


Nama Mahasiswa         :  MARIYADI
                               NIM                               :  837383797


                                    PEMBIMBING                   : M. Fathoni, M.Pd





UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR NGAWI
2016.2



................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar selama proses belajar mengajar mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Pandean 5 diketahui bahwa masih terdapat beberapa masalah yang kiranya perlu dipecahkan oleh guru sehinga tujuan pembelajaran PKn dapat tercapai secara maksimal. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Dari sisi guru;  metode pembelajaran yang sering digunakan pada mata  pelajaran PKn adalah metode ceramah dan tanya jawab, hal tersebut tidak selamanya salah, hanya saja dalam beberapa hal siswa menjadi kurang aktif dan terkesan monoton.
2. Dari sisi murid antara lain; banyak murid kurang aktif dalam proses belajar mengajar dengan ciri-ciri; kurang bahkan tidak mengajukan pertanyaan dari materi yang diajarkan, tidak memberikan jawaban atas pertanyaan guru, kurangnya perhatian murid terhadap materi yang dijelaskan guru, hal lainnya yaitu; murid kurang antusias mengikuti pelajaran PKn.
3. Hasil pembelajaran Pkn lebih sering menekankan pada aspek kognitif saja, dan mengabaikan aspek afektif, serta psikomotor padahal sedikitnya ada empat peran moral persekolahan, yaitu sebagai pengembang potensi moral, sebagai pewaris nilai moral sosial, sebagai idialitas kehidupan moral masyarakat, serta sebagai laboratorium moralitas siswa.
4. Dari hasil evaluasi terhadap mata pelajaran Pkn kelas V menunjukan hasil nilai rata-rata dibawah KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran PKn pada kelas V SD Negeri Pandean 5 tahun pelajaran 2016/2017 adalah 7,00. Dari 4 siswa di ketahuai sejumlah 2 anak masih memperoleh nilai di bawah KKM tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada proses belajar mengajar mata pelajaran PKn pada murid kelas V SD Negeri Pandean 5 atas, maka salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan merubah model pembelajaran yang digunakan kearah pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada murid untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu modelpembelajaran yang dimaksud adalah metode simulasi dengan model bermain peran.
Beberapa alasan penggunaan metode simulasi dengan model bermain peran pada mata pelajaran PKn murid kelas V SD Negeri Pandean 5, Kecamatan Karanganyar antara lain :
1.      Memberikan pengalaman langsung kepada murid untuk memecahakan
masalah yang dihadapinya secara nyata,
2.      Dengan pembelajaran bermain peran membantu murid menentukan makna-
makna kehidupan dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya, dan
3.      Melatih murid untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dandemokratif
sekaligus bertanggung jawab dalam memahami arti penting keutuhan NKRI.
Cara pembelajaran yang membuat siswa sebagai objek pendidikan seharusnya tidak ada lagi tempat dalam pendidikan di Indonesia.Atas dasar itulah, perlu kiranya pengguanaan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa memahami arti penting keutuhan NKRI dan mampu menjaga  keutuhan NKRI dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti merasa tertarik sekaligus melatarbelakangi penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang metode simulasi dengan model bermain peran terkait denganupaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Pandean 5.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah perbaikan pembelajaran ini dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaiamana penggunaan metode simulasi dengan model bermain peran mampu meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2016/2017?”

C.  Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.    Mendeskripsikan aktifitas belajar siswa dalam metode simulasi dengan model bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2016/2017.
2.    Untuk mengetahui penggunaan metode simulasi dengan model bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pemahaman arti penting keutuhan NKRI Siswa kelas V SDN Pandean 5, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan ada beberapa manfaat yang akan diperoleh antara lain;
1. Bagi penulis, sebagai referensi dan dapat lebih mengembangkan metode pembelajaran di Sekolah tempat bertugas.
2. Bagi Sekolah :
a)    Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn
b)   Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif ( PAIKEM) di sekolah
3. Bagi Guru :
a)    Mengetahui metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran PKn.
b)   Diperolehnya metode yang tepat untuk materi Keutuhan NKRI.








BAB II
DISKRIPSI TEORI


A.  Definisi Pemahaman Menurut Para Ahli

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.
Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih mengaktifkan siswa untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa lebih akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik.
Terkait dengan pandangan di atas, saat ini, guru dituntut untuk melakukan inovasi terbaru. Dalam proses belajar matematika, prinsip  belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.
Jika dikaitkan dengan belajar matematika maka pemahaman terjadi karena evaluasi yang dilakukan guru dalam mempelajari matematika. Agar dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran maka perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman siswanya. 
Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran). Benyamin Bloom mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model pembelajaran yang digunakan.
Kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah kepada kemampuan – kemampuan intelektual, kemampuan berpikir maupun kecerdasan yang akan dicapai. Domain kognitif oleh Benyamin Bloom di bagi menjadi atas 6 kategori yang cenderung hierarkis.[6] Keenam kategori itu adalah 1). Ingatan, 2). Pemahaman, 3). Aplikasi, 4) Analisis, 5). Sintesis dan 6). Evaluasi.[7] Keenam kategori itu hingga kini masih digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan rancangan pembelajaran matematika termasuk pembuatan alat ukur berupa tes. Definisi Pemahaman Menurut Para Ahli
Tujuan kognitif inilah yang selama ini sangat diutamakan dalam pendidikan di Indonesia, kurang memperhatikan domain yang lain. Apabila hal tersebut dibiarkan tersebut menerus tanpa sama sekali memperhatikan domain yang lain, kiranya mudah dipahami kalau hasil pendidikan kita
B.  Pengertian menjaga keutuhan NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan. Negara kesatuan yang dipilih adalah negara kesatuan dengan system desentralisasi. Hal ini sesuai dengan pasal 18 UUD 1945. Sedangkan pengertian desentralisasi menurut UU adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan RI.  
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
  1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu dibagi  atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang
  2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
  3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
  4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
  5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
  6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
  7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. 
Bangsa Indonesia tereiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang depot menyebabkan perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa.
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
  1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan  alam yang terkandung di dalamnya. 
  2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa. 
  3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa. 
  4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945. 
  5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
  6. Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat. 
  7. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.
C.  Metode Simulasi dengan Model Bermain Peran
Model bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.Pengenbangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Materi ajar dipilh dan disusun sebagai paket pro dan kontra.Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari tiga atau empat orang.
Model ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar, serta model ini mempunyai nilai tambah yaitu.
1.    Dapat menjamin partisipasi seluruh siswa dan memberi  kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya dalm bekerja sama hingga berhasil.
2.    Permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (prasetyo, 2001)
Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang dramatic, bertujuan mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan pengalaman (Prasetyo, 2001). Menurut mulyasa (2005) pembelajaran degan role playing ada tujuh tahapan yaitu; Pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap pemeranan,diskusi dan evaluasi serta pengambilan keputusan.
Pada tahap pemiihan masalah, guru mengemukakan masalah .tahap pemilihan pemilihan peran yang sesuai degan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. Tahap berikutny adalah menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.Setelah semuany siap maka dilakukan kegiatan pemeranan.Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi sesuai peran masing-masing sesuai dengan yang terdapat pada skenario bermain peran.Dalam hal ini guru menghentikan permainan pada saat terjadi pertentangan agar memancing permasalahan agar didiskusikan.Masalah yang muncul dari bermain peran dibahas pada tahap diskusi dan evaluasi.
D. Kerangka Berpikir
Kemampuan guru dalam memilih dan memilah model yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Tuntutan tersebut mutlak dilakukan oleh seorang guru, apabila melalukan transfer ilmu khususnya PKn. Hal tersebut juga sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan kepentingan pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan.
Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
E.  Hipotesis Tindakan
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu:
“Jika model pembelajaran bermain peran diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka kemampuan pemahaman keutuhan NKRI siswa Kelas V SD Negeri Pandean 5, Kecamatan Karanganyar  akan meningkat”
























BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pandean 5, sebuah desa di bagian barat kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi.
SD Negeri Pandean 5 merupakan satu dari duapuluh empat SD Negeri yang terdapat di kecamatan Karanganyar. Pada tahun pelajaran ini, diketahui bahwa jumlah siswa SD Negeri Pandean 5 tercatat 35 siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pandean 5 dengan jumlah keseluruhan 4  anak. Dengan rincian 2 siswa berjenis kelamin putra dan 2 berkelamin putrid
3. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah deskriptif. Menurut Suryabrata (2001:23) penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dengan demikian, penelitian deskriptif diharapkan mampu memberikan suatu kesimpulan yang luas dan mendalam serta memiliki nilai faktual yang tinggi terhadap fenomena yang sedang berkembang, dalam hal ini aktivitas belajar murid kelas V SD Negeri Pandean 5 Kacamatan Karanganyar, Ngawi.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif, yaitu data hasil pelaksanaan tindakan diinterpretasikan secara naratif, sehingga diperoleh gambaran jelas tentang peningkatan hasil belajar melalui model bermain peran, murid kelas V SD Negeri Pandean 5.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research), merupakan penelitian tindakan kelas jenis Partisipan, ialah apabila orang yang akan melakukan penelitian harus terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan penelitian.
Aqib (2009: 21) menyebutkan bahwa terdapat 4 model PTK yaitu : 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis dan Mc. Taggart, 3) Model John Elliot, dan 4) Model Dave Ebbutt. Namun demikian, model yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, dimana dalam setiap siklus terdapat kegiatan utama yang terdiri dari :
1) perencanaan tindakan,
2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan evaluasi, dan
4) refleksi.
c.  Prosedur Penelitian
Karena Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara bersiklus. Tiap siklus dilakukan perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini disajikan diagram siklus pelaksanaan tindakan.
Penelitian di laksanakan dalam dua siklus kegiatan, dimana pada masing-masing siklus terdiri dari (2 x) dua kali kegiatan tatap muka, sehingga total kegiatan tatap muka selama dua siklus adalah (4 x) empat kali kegiatan. Standar kompetensi yang diajarkan pada siklus I adalah : (1) Memahami kebebasan berorganisasi, sedangkan siklus II adalah : (2) Menghargai keputusan bersama. Masing-masing siklus berikut standar kompetensi yang diajarkan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a.  Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan skenario pembelajaran (RPP), dan media gambar.
2) Menyusun format observasi dan evaluasi pembelajaran.
3) Menyusun dan mendesain skenario pelaksanaan tindakan.   

b.  Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan terdiri dari :
1. Pertemuan I :
a)  Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b)  Mengelola kelas.
c)  Absensi kehadiran murid.
d)  Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui model bermain peran
e)  Menyajikan materi pelajaran yaitu pengertian dan contoh-contoh cara menjaga keutuhan NKRI.
f)  Menjelaskan pasal dalam UUD 1945 tentang kebebasan berorganisasi.
g)  Memperlihatkan beberapa gambar perkumpulan atau kelompok.
h)  Melakukan tanya jawab tentang hasil pengamatan gambar.
i)   Guru memberikan contoh bentuk-bentuk organisasi.
j)   Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
      pertanyaan.
k)  Melakukan umpan balik kepada murid.
l)   Murid dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok
      terdiri dari 5 orang, setiap anggota kelompok mendapat
      perannya sendiri.
m) Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok.
 n) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok
     untuk mempersiapkan belajar bermain peran terkait dengan
     materi pelajaran, yaitu berorganisasi.
2. Pertemuan II :
a)  Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks dialog peran.
b) Menanyakan kesiapan murid untuk menerima materi pelajaran sekaligus kesiapan untuk melakukan kegiatan bermain peran. 
c)  Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi murid.
d)  Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
e) Guru mempersiapkan masing-masing kelompok untuk bersiap melakukan bermain peran yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok I mendapat kesempatan pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian.
f)   Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar murid melalui format observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
g)  Hingga kegiatan bermain peran oleh masing-masing kelompok berakhir, Guru menyimpulkan materi pelajaran. 
c.  Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah pencermatan, pengkajian, analisis, sistesis dan penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi pertama, maka dilakukan proses pengkajian ulang pada siklus berikutnya.
2.  Siklus II
a.  Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan skenario pembelajaran (RPP), dan media gambar.
2) Menyusun format observasi dan evaluasi pembelajaran.
3) Menyusun dan mendesain simulasi menghargai keputusan bersama, sehingga masing-masing murid mendapat perannya masing-masing.
b.  Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakan terdiri dari :
1)  Pertemuan I :
a) Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b) Mengelola kelas.
c) Absensi kehadiran murid.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Menyajikan materi pelajaran bentuk-bentuk keputusan
        bersama.
f)  Menjelaskan tata cara pengambilan keputusan bersama.
g) Menyebutkan manfaat musyawarah.
h) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
         pertanyaan.
i)  Melakukan umpan balik kepada murid.
J) Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah
         dengan hasil keputusan bersama.
k) Mendiskusikan bersama kelompok belajar murid tentang cara dalam bermusyawarah dan akibat yang muncul akibat tidak musyawarah.
l)   Menjelaskan tata cara bermusyawarah.
m) Guru menjelaskan teknis pelaksanaan peran yang harus dilakukan murid pada masing-masing kelompok untuk dimainkan pada pertemuan berikutnya.
2)  Pertemuan II :
a) Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks peran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi murid.
c)  Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
d)  Guru mempersiapkan masing-masing kelompok untuk bersiap melakukan peragaan peran yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok IV mendapat kesempatan pertama, dan selanjutnya diikuti oleh kelompok III, II dan I.
e)  Guru melaksanakan observasi aktivitas belajar murid melalui format observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
f)   Hingga kegiatan bermain peran oleh masing-masing kelompok berakhir, Guru menyimpulkan materi pelajaran.
c.  Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi dilaksanakan pada saat masing-masing kelompok melaksanakan bermain peran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis hasil kegiatan siklus I dan II dengan melihat dan mengkaji ketercapaian pembelajaran melalui model Role Playing sehingga dapat diketahui perbandingan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II
4. Teknik Pengumpulan Data 
Dalam  penelitian tindakan kelas, format observasi digunakan untuk merekam data proses belajar mengajar yang dilaksanakan adalah:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai informasi atas aktivitas murid dan guru saat pelaksanaan tindakan di kelas yang meliputi observasi kelompok dan penilaian diri.
2.  Tes Hasil Belajar 
     Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data hasil belajar murid setelah mempelajari bahan siklus I dan siklus II melalui soal evaluasi.



5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam PTK ini adalah teknik analisi deskriptif deduktif. Dengan teknik ini makadata yanga telah dikumpulkan dai hasil penelitian akan disortir untukl selanjutynya dan selanjutnya disajikan dalam bentuk prosentasi atau table distribusi untuk selanjutnya dilakukan penafsiran dan pemaknaan secara kualitatif dalam bentuk seperti tinggi rendah, tuntas atau tidak tuntas, aktif tidak aktif, dan lain sebagainya.
Tabel 1:  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
Nama siswa
Aktivitas siswa selama KBM
1
2
3
4
5
1






2






3






4







Keterangan:
1.  Mendengarkan(memperhatikan) penjelasan guru tentang kompetensi yang disampaikan.
2.  Mengamati(menjiwai) peran dari skenario yang sedang dilakonkan.
3.  Merespon, bertanya tentang materi pada skenario yang sedang diperankan.
4.  Mengemukakan pendapat, tanggapan untuk membahas materi penampilan kelompok.
5.  Aktif memberi kesimpulan





Tabel 2 :  Perolehan hasil belajar

No
Nama
Skor
Skor Ideal
Jumlah
1




2




3




4




6. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan selama 3 bulan (Januari -Maret 2017) dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
KEGIATAN
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
A.   TAHAP PERSIAPAN (PRA SIKLUS):    
1.Identifikasi masalah
2. Menyiapkan RPP, materi  ajar   
3. Menyiapkan instrumen




B. TAHAP PELAKSANAAN:    
     1. Pelaksanaan Siklus I    
         a. Tahap perencanaan I    
         b. Tahap Implementasi tindakan:    
             Tindakan 1 
             Tindakan 2  
             Tindakan 3   
         c. Tahap observasi & evaluasi I  
         d. Tahap analisis dan refleksi I    
     2. Pelaksanaan Siklus II    
         a. Tahap perencanaan II  
         b. Tahap Implementasi tindakan:    
             Tindakan 4  
             Tindakan 5   
             Tindakan 6   
         c. Tahap observasi & evaluasi II  
         d. Tahap analisis dan refleksi  II  

















C. TAHAP PELAPORAN:    
     1. Tabulasi dan Analisis Data   
     2. Penyusunan draft hasil PTK   
     3. Seminar draft hasil PTK   
     4. Penyusunan laporan final PTK    
     5. Pengiriman laporan     






























RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1 dan SIKLUS 2

Sekolah                       :     SDN Pandean 5
Mata Pelajaran            :     PKn
Kelas / Semester          :     V / 1
Alokasi Waktu            :     1 X 35 Menit

I.   Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II.   Kompetensi Dasar
1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku  dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
III.  Indikator
·      Memahami arti penting keutuhan NKRI.
·      Mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
·      Mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
·      Memahami prinsip-prinsip sikap memelihara keutuhan NKRI.
IV. Tujuan Pembelajaran
1.    Siswa dapat Memahami arti penting keutuhan NKRI
2.    Siswa mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa
3.    Siswa mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).

v  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, Rasa Hormat dan Perhatian, Tekun dan Tanggung Jawab.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1.    Melalui metode simulasi dengan model bermain peran siswa dapat Memahami arti penting keutuhan NKRI
2.    Melalui metode simulasi dengan model bermain peran siswa mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa
3.    Melalui metode simulasi dengan model bermain peran siswa mampu menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
VI. Materi Pembelajaran
Memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (uraian materi terlampir).

VII. Metode / Model Pembelajaran
Metode     : Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Simulasi (Simulation)
Model       : Bermain Peran (Role Playing)
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
·    Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
- Guru mengajak siswa berdo’a (religius, disiplin) dan mengucapkan salam
- Guru menanyakan kehadiran siswa.
- Guru menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran (rasa ingin tahu )
- Apersepsi : Guru menanyakan tentang materi sebelumnya
- Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai
- Motivasi : Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran yang akan dilakukan.



·    Kegiatan Inti ( 20 menit)
Eksplorasi
Ø Guru menjelaskan materi tentang Memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, siswa mendengarkan penjelasan dari guru. (rasa hormat dan perhatian).
Ø Dengan diselingi tanya jawab guru menjelaskan pentingnya pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ø Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Elaborasi                     
Ø Siswa dibagi menjadi kelompok
Ø Masing-masing siswa memerankan situasi Bung Karno membacakan naskah proklamasi dan rakyat bertepuk tangan gembira.
Ø Masing-masing siswa maju ke depan kelas. Dua siswa mengangkat satu meja. Satu siswa mengangkat satu kursi dan meletakkannya diatas meja. Seorang siswa naik ke atas kursi yang tersusun di atas meja untuk mengganti lampu yang mati.
Ø Siswa diberi kesempatann untuk berfikir dan unjuk kerja menyelesaikan simulasi dengan sungguh-sungguh. (Tanggung jawab)
Ø Guru memberi penghargaan pada siswa yang aktif dalam pembelajarann serta yang hasil kerjanya baik.
Konfirmasi
Ø Guru memberi penguatan, menyelaraskan hasil kerja siswa dengan materi pelajaran.
Ø Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.





·    Kegiatan akhir (10 menit)
Ø Guru membimbing siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.
Ø Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru memberi evaluasi secara individu, setelah siswa selesai mengerjakan dikumpulkan (mandiri, tanggung jawab).
Ø Guru mengucapkan salam dan berdoa mengakhiri pembelajaran (religius, disiplin).
IX. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Media / Alat
Ø  Papan tulis, Boardmarker, penghapus papan tulis
Sumber Pembelajaran
Ø  Buku Paket PKn untuk kelas 5 Sekolah Dasar
X.   Penilaian
a.   Prosedur penilaian   
      Penilaian awal                        :Tes Lisan
      Penilaian dalam proses           : Observasi
      Penilaian Akhir                      : Mengerjakan soal tertulis
b.   Teknik penilaian                       Tes
                                                         Non tes
c.   Bentuk penilaian                    :   Obyektif
                                                         Subyektif
d.   Jenis penilaian                          Lisan, Tulis, Perbuatan

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Pandean 5


BAMBANG RIWANTA, S.Pd
NIP. 19650721 198703 1 008
              Ngawi,     

                         Mahasiswa


MARIYADI
NIM. 837383797

Lampiran 1
RANGKUMAN MATERI

Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ancaman yang mengancam wilayah Indonesia pada dasarnya merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, yang bertanggung jawab menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah seluruh bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia dituntut peran sertanya dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam bab berikut ini, kita akan memperlajari cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengapa keutuhan NKRI harus kita jaga? Bagaimana partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI?
A. Pentingnya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dilalui dengan berbagai perjuangan. Perjuangan dilakukan dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air oleh para pahlawan. Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama untuk mencapai kemerdekaan tersebut. Hingga pada tangal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta. 
Seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki keinginan untuk  membela dan mempertahankan kemerdekaan . Selain itu, juga mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 
Sikap yang harus dilakukan untuk melindungi keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
  • Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia
  • Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
  • Memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepetingan rakyat Indonesia
  • Menjaga Indonesia untuk warisan anak cucu
  • Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa para pahlawan
  • Saling menghormati perbedaan
  • Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
  • Menaati peraturan
B. Partispasi Rakyat dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah.
1. Di lingkungan keluarga
    Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
·  Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
·  Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
·  Ikut menjaga harta benda keluarga
·  Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
     2. Di lingkungan masyarakat
         Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
·  Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
·  Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
·  Membuang sampah pada tempatnya
·  Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
     3. Di lingkungan sekolah
         Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
·  Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
·  Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan
·  Hidup rukun dengan warga sekolah
·  Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul




Lampiran 2
Tes Lisan

Sekolah                     SDN Pandean 5
Mata Pelajaran        PKn
Kelas / Semester        V / 1
Nama Anggota        

1.    Kapan Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia?
2.    Apa pesan moral yang terkandung dalam simulasi penggantian lampu yang mati?
3.    Sebutkan contoh sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI!
4.    Sebutkan contoh partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI di lingkungan keluarga!
5.    Sebutkan contoh partisipasi di lingkungan sekolah!















Lampiran 3

Kunci Jawaban Tanya Jawab

1.    pada tangal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
2.    Untuk mencapai tujuan diperlukan persatuan dan kerjasama
3.    Sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
  • Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia
  • Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
  • Memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepetingan rakyat Indonesia
  • Menjaga Indonesia untuk warisan anak cucu
  • Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa para pahlawan
  • Saling menghormati perbedaan
  • Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
  • Menaati peraturan
4.    Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
·            Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
·            Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
·            Ikut menjaga harta benda keluarga
·            Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga

5.  Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
·            Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
·            Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan
·            Hidup rukun dengan warga sekolah
·            Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul

Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN

No
Nama
Siswa
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan
Kesungguhan
Ketepatan
Kerja Sama
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
1.
Jumlah




















Lampiran 5
Rubrik Penilaian

Aspek
Diskriptor
Skor
Keaktifan
 Siswa sangat aktif dan tekun bekerja kelompok
 Siswa aktif dalam bekerja kelompok
 Siswa cukup aktif dalam bekerja kelompok
 Siswa tidak aktif dalam bekerja kelompok
4
3
2
1
Kesungguhan
 Siswa bekerja kelompok sangat bersemangat dan tekun atas kemauan sendiri
 Siswa bekerja kelompok dengan tekun dan kesungguhan
 Siswa bekerja kelompok kurang sungguh-sungguh
 Siswa bekerja kelompok tidak serius dan tidak sungguh
4

3

2
1
Kerjasama
 Siswa melakukan kerjasama memecahkan masalah sangat kompak dan bersemangat
 Siswa melakukan kerjasama memecahkan masalah dengan kompak dan bersemangat
 Siswa melakukan kerjasama memecahkan masalah dengan cukup baik
 Siswa bekerjasama memecahkan masalah tidak kompak dan kurang serius
4

3

2

1
Ketepatan
- Siswa dalam menjawab pertanyaan LKS dengan tepat dan kemauan sendiri
- Siswa dalam menjawab pertanyaan LKS dengan tepat atas perintah guru
- Siswa dalam menjawab pertanyaan LKS dengan tepat atas dorongan teman
- Jika siswa Pasif
4

3

2

1
Lampiran 6
LEMBAR EVALUASI

Sekolah                     SDN Pandean 5
Mata Pelajaran        PKn
Kelas / Semester        V / 1
Nama Siswa              …………………………
No. Absen                 …………………………

1.    Kapan Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia?
2.    Apa pesan moral yang terkandung dalam simulasi penggantian lampu yang mati?
3.    Sebutkan contoh sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI!
4.    Sebutkan contoh partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI di lingkungan keluarga!
5.    Sebutkan contoh partisipasi di lingkungan sekolah!














Lampiran 7
JAWABAN LEMBAR EVALUASI


1.    pada tangal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
2.    Untuk mencapai tujuan diperlukan persatuan dan kerjasama
3.    Sikap yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI antara lain sebagai berikut:
  • Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia
  • Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
  • Memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepetingan rakyat Indonesia
  • Menjaga Indonesia untuk warisan anak cucu
  • Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa para pahlawan
  • Saling menghormati perbedaan
  • Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
  • Menaati peraturan
4.    Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
·            Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
·            Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
·            Ikut menjaga harta benda keluarga
·            Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga

5.  Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
·            Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
·            Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan
·            Hidup rukun dengan warga sekolah
·            Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul


Lampiran 8
PEDOMAN PENILAIAN

Keterangan :

· Nilai 2 apabila dalam menjawab soal benar.
· Nilai 1 apabila dalam menjawab soal kurang sesuai atau ada sebagian yang salah.
· Nilai 0 apabila dalam menjawab soal salah.





Lampiran 9
ANALISA HASIL PENILAIAN EVALUASI

No
Nama Siswa
Nomor
Soal
Jumlah Skor
Nilai
Ketuntasan Belajar
1
2
3
4
5
Ya
Tidak
1.
2.
Jumlah
Rata-rata


















DAFTAR PUSTAKA NKRI
Bambang Suteng dkk. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga
Srijanti dkk, 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Winarno. 2000.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara

PEMAHAMAN
[1] Arif Sukadi Sadiman. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1946) h.109
[2] Amran YS Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet. V; Bandung: Pustaka Setia, 2002).h. 427 – 428
[3] Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi Aksara,2009) h. 118 – 137
[4] Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. (diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) h. 3
[5]  Syarifuddin. Pembelajaran Matematika Sekolah. (diakses dari internet: http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1/,2007) h. 3
[6] Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran. (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009)       h. 138
[7] Nasution. Asas – asas Kurikulum. (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h. 49