[PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
[[
TUGAS UAS
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH
DASAR
Nama :
MARIYADI
Keas :
XX a
No.NIM : 1702101288P
UNIVERSITAS PGRI
MADIUN
2019
[PARADIGMA
INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING
DI
SEKOLAH DASAR
A. Karakteristik Proses pembelajaran Bimbingan
konseling di SD
Karakteristik
pembelajaran SD yaitu :
1.
Berpusat pada fungsi dan peran guru
kelas, dan jarang sekali mendapat pelajaran dari guru yang berbeda
2.
Menekankan pada pembelajaran melalui
aktivitas fisik sebagai ciri khasnya.
3.
Minat dan keterlibatan orangtua masih
sangat besar.
4.
Peserta didik SD sebuah kelompok yang
relatif stabil dan permasalahan yang muncul tidak sekompleks di sekolah
menengah.
Melihat karakterristik peserta didik SD
yang lebih aktif bergerak, cepat bosan ketika harus duduk dan mendengarkan
ceramah pelajaran dengan waktu yang lama, serta masih memiliki kecenderungan
bermain dan senang-senang serta rasa ingin tahu yang tinggi menuntut pendekatan
dan metode mengajar yang khas.
Melihat berbagai pendekatan dan model
pembelajaran yang ada, karakteristik pembelajaran yang paling tepat adalah
menggunakan pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Efektif dan
menyenangkan ( PAIKEM).
Pembelajaran PAIKEM pada dasarnya
mengembangkan aspek aspek intelektual untuk membangun pengetahuan, kepribadian
atau kompetensi personal / individual, kompetensi sosial, dan ketrampilan.
Tujuan pembelajaran PAIKEM tersebut sejalan dengan bidang-bidang pribadi,
sosial, dan belajar.
B. Wilayah Integrasi Bimbingan dan
Konseling SD
Paradigma keterpaduan adalah sekali
dayung dua tiga pulau terlampaui.
Sementara integrasi adalah memadukan materi satu dengan materi lainnya untuk
membangun sebuah pengetahuan utuh yang berdampak meluas. Artinya perpaduan
materi dalam menghasilkan dampak yang lebih luas dan mengena pada setiap aspek
pembelajaran misalnya aspek kepribadian, sikap, motivasi, ketrampilan, dan
aspek-aspek lainnya. Oleh sebab itu, pembelajaran di SD perlu dilaksanakan
secara terintegrasi dengan nilai-nilai BK. Terdapat beberapa unsur pokok
keterpaduan layanan bimbingan dan konseling di SD, sebagai berikut .
1. Aspek
Program
2. Aspek
ketenagaan
3. Aspek
prosedur dan teknik
4. Aspek
Day Dukung Lingkungan
C. Bidang-Bidang Layanan Bimbingan dan
Konseling di SD
1.
Bidang Bimbingan Pribadi
2.
Bidang Bimbingan Sosial
3.
Bidang Bimbingan Belajar
4.
Bidang Bimbingan Karier
D. Tugas Personel Sekolah dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD
1.
Uraian Tugas-tugas Bimbingan Konseling
Personel Sekolah
Tugas
dan tanggung jawab setiap personel sekolah dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling perlu dipahami oleh masing-masing agar tujuan kegiatan layanan
bimbingan dapat tercapai secara optimal.
2.
Perlunya BK Bekerja sama dengan personel
Sekolah lain
Sekolah
merupakan sebuah lembaga dengan berbagai bagian dan bidangnya masing-masing,
oleh karena itu masing-masing bagian harus saling bekerjasama, begitu juga
dalam kegiatandalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling perlu ada
kerjasama antar seluruh personel sekolah
3.
Perlunya kerjasama Sekolah dengan Orangtua
dan Masyarakat
Ketika
di masyarakat, setiap individu adalah pendidik yang juga harus memberikan nilai
nilai bimbingan dan konseling dengan berbagai cara dan pendekatannya
masing-masing. Oleh karena itu kegiatan bimbingan dan konseling si sekolah harus
menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat.
E. Model layangan bimbingan dan
konseling terintegrasi di SD
Model layangnan bimbingan konseling
terpadu dan terintegrasi di SD didasari asumsi bahwa usia SD merupakan usia
perkembangan yang paling sensitif dan krisis. Peserta didik yang tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan yang baik
akan tumbuh menjadi pribadi yang
baik, dan sebaliknya . Oleh karena itu, bimbingan konseling di SD dengan model
terpadu, terintegritas dan komprehensif menyadarkan diri pada pemahaman bahwa
perkembangan merupakan wahana strategis perkembangan pesrta didik.
BIMBNGAN KONSELING PRIBADI DAN
SOSIAL
DI SEKOLAH DASAR
Mengapa layangan
bimbingan konseling pribadi digabungkan dengan layanan bimbingan konseling
sosial? Cara peserta didik memandang diri sendiri tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sosialnya, begitu juga sebaliknya, kepribadian dan sikap sosial
peserta didik merupakan salah satu indikator kemandirian peserta didik.
Kepribadian yang baik dan sikap sosial yang ramah menjadi tolak ukur penilaian
masyarakat terhadap hasil pendidikan selain prestasi akademik.
A. Problematika Kepribadian dan Sosial
Peserta Didik di SD
Kepribadian
peserta didik dalam konteks kehidupan sehari-hari sering dipahami sebagai
ciri-ciri tertentu yang menonjol pada peserta didik yang diakui oleh masyarakat
sebagai jati dirinya. Beberapa wujud nyata permasalahan yang umum dialami
peserta didik, seperti kesulitan mengikuti pelajaran, menyesuaikan diri, dan
bentuk kesulitan lainnya yang munculnyakan rasa cemas, kecewa, putus asa,
pesimis rendah diri, dan sebagainya.
Melihat
kompleksnya permasalahan peserta didik, secara garis besar problematika
tersebut dapat digolongkan menjadi problematika yang mengarah pada persoalan
pribadi dan sosial. Namun demikian
keduanya merupakan dua buah kondisi yang saling terkait artimya, problematika
kepribadian sering memicu problematika sosial dan masalah sosial dan masalah
sosial sering memunculkan permasalahan pribadi peserta didik.
Beberapa
contoh problematika kepribadian peserta didik adalah :
1.
Kurang motivasi untuk mempelajari agama
2.
Kurang memahami bahwa agama sebagai
pedoman hidup
3.
Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap
perbuatan manusia diawasi tuhan
4.
Masih merasa malas untuk melaksanakan
sholat
5.
Kurang memiliki kemampuan bersabar dan
bersyukur
6.
Masih memiliki kebiasan berbohong
7.
Masih melakukan sesuatu tanpa
mempertimbangkan baik buruk, untung ruginya.
8.
Merasa rendah diri
Beberapa contoh Problematia kehidupan sosial peserta
didik adalah :
1.
Kurang menyukai kritikan orang lain
2.
Kurang memahami tata krama atau etika
pergaulan
3.
Kurang berpartisipasi dalam kegiatan
sosial di sekolah
4.
Merasa malu berteman dan bermain dengan
lawan jenis
5.
Kurang positif terhadap kehidupan
bersama keluarga
B. Pengertian dan Tujuan Layanan
Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosialdi SD.
Bimbingan pribadi dan sosial
diberikan untuk menumbuhkan dan memantapkan kepribadian peserta didikserta
mengembangkan segenap kemampuannya secara seimbang dengan memperhatikan
karakteristik dan keunikannya ditengah –tengah lingkungan pendidikan dan
masyarakatnya yang heterogen. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mengenali diri dan
dunianya sehingga terbebas dari permasalahan serta membantu peserta didik
mengatasi permaslahan yang dihadapinya.
Tujuan dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling
pribadi dan sosial yaitu :
1.
Memiliki komitmen yang kuat dalam
mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat
beragama lain, dengan salling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.
3.
Memiliki pemahaman tentang irama
kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan ( anugrah) dan yang
tidak menyenangkan ( musibah ).Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara
objektif dan konstruktif.
4.
Memiliki sikap positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain .
5.
Memiliki kemampuan untuk melakukan
pilihan secara sehat.
C. Orientasi Layanan Bimbingan dan
Konseling Pribadi dan Sosialdi SD.
Orientasi bimbingan dan konseling pribadi
sosial adalah mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak
mulia atau budi pekerti luhur sebagai modal hidup bermasyarakat. Artinya dalam
kehidupan peserta didik memunculkan aksinya di anggap tidak baik dan tidak
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat maka reaksi masyarakat sosial
akan kurang baik dan peserta didik akan cendrung ditolak.
Muncul atau tidaknya perilaku
positif dan negatif tersebut sangat tergantung pada aspek yang
mempengaruhi.Kepribadian peserta didik tidak lepas dari beberapa komponen
sebagai berikut.
1.
Latar belakang
2.
Pergaulan
3.
Lingkungan sekitar
4.
Pengasuhan
D. Aplikasi Layanan Bimbingan dan
Konseling Pribadi di SD.
Aplikasi
layanan bimbingan dan konseling pribadi dan sosial tidak lepas dari tugas-tugas
perkembangan yang harus dicapai peserta didikKlasifikasinya sebagai berikut :
1.
Moralitas prakonvensional ( usia 4-10
tahuhn) yaitu konsep moral yang dibangun dengan cara anak menentukan keburukan
tersebut.
2.
Moralitas Konvensional ( usia 10-13
Tahun) yaitu konsep moral yang dibangun dengan cara nak dan remaja berperilaku
sesuai dengan aturan dan patokan moral agar memperoleh persetujuan orang
dewasa, bukan untuk menghindari hukuman.
Untuk
memahami wujud aplikasinya dapat digambarkan dengan beberapa aspek :
1.
Aspek Landasan Perilaku Etis
2.
Aspek Kematangan Emosi
3.
Aspek Landasan Hidup Religius
4.
Aspek Kesadaran dan Tanggung Jawab
SOSIAL.
5.
Aspek Kesadaran Gender
6.
Aspek Pengembangan Pribadi
7.
Aspek Kematangan Hubungan dengan Teman
Sebaya
E. Model RPP terpadu dan Terintegrasi
BK di SD.
Komponen
RPP:
1.
Standar Kompetensi
2.
Kompetensi Dasar
3.
Indikator Ketercapaian
4.
Materi Pengembangan Nilai BK Pribadi dan
sosial tematik Integratif
5.
Metode Pembelajaran
6.
Uraian Kegiatan
7.
Evaluasi Tes Tertulis
8.
Penilaian Kinerja / Performasi
9.
Produk
10.
Penugasan /Proyek
11.
Portofolio
12.
Refleksi
BIMBINGAN BELAJAR DI
SEKOLAH DASAR
Belajar
pada dasarnya merupakan proses dan usaha untuk mendapatkan sebuah perubahan,
baik dari sisi pengetahuan, sikap,
maupun ketrampilan.
A.
Problematika
Belajar Peserta didik di SD
Beberapa wujud nyata permasalahan
yang umum dialami peserta didik meliputi kesulitan mengikuti pelajaran,
menyesuaikan diri, dan bentuk kesulitan lainnya yang memunculkan rasa cemas,
kecewa putus asa, pesimis rendah diri.Permasalahn belajar, terutama dilihat
dari prestasi belajar yang rendah, tidak serta merta karena peserta didik yang
bodoh, tetapi lebih banyak disebabkan sikap cara belajar yang salah.
Munculnya problematika belajar
peserta didik tidak lepas dari kondisi pribadi peserta didik yang bersangkutan.
Tidak sedikit yang mengatakan bahwa permasalahan belajar peserta banyak kasus
bukan dikarenakan tinkat intelegensi yang rendah, melainkan lebih pada sikap
dan kedisiplinan belajar peserta didik itu sendiri.
Faktor yang menjadi penyebab
permasalahan belajar :
a.
Tidak ada motivasi untuk belajar
b.
Tidak ada konsentrasi ketika belajar
c.
Prestasi dan nilai hasil belajar yang
rendah
d.
Tidak mampu memanfaatkan dan mengatur
waktu keseharian.
B.
Kriteria
Peserta Didik yang Mengalami masalah belajar
Belajar selalu terkait dengan
masalah psiko-fisik sehingga selalu ada kaitan anatara kondisi psikologis dan
fisik dalam kesulitan belajar.
Ciri-ciri atau gejala peserta didik yang mengalami
permaslahan belajar atau hambatan belajar anatara lain
1.
Prestasi belajarnya mayoritas berada
dibawah rata-rata kelas dan berada di bawah batas tuntas ( KKM)
2.
Rendahnya prestasi belajar yang
dioeroleh tersebuttidak sepadan dengan kerja kerasnya dalam belajar ( tidak
memberikan peningkatan prestasi)
3.
Perlunya kerja keras dalam belajar
karena tingkat kecepatan belajar lebih rendah
4.
Kegagalan dalam kerja kerasnya dan tidak
adanya penghargaan berdampak pada perilaku peserta didik yang mulai tidak
wajar.
5.
Sikapnya menjadi sangat sensitif seperti
mudah tersinggung, murung, pemarah, cemberut, selalu sedih.
C.
Faktor-faktor
yang dapat memengaruhi Belajar
1.
Faktor Internal
Faktor
penyebab dan penghambat kesulitan
belajar peserta didik adalah :
a.
Kelemahan fisik
b.
Kelemahan mental
c.
Kelemahan Emosional
d.
Kelemahan akibat kebiasaan dan sikap
yang salah.
e.
Tidak memiliki ketrampilan dan kemampuan
dasar.
Faktor
psikologis yang perlu diperhatikan dalam proses belajar antara lain :
a.
Motif dan Kesadaran
b.
Minat dan Ketertarikan
c.
Natural curiosity ( rasa ingin tahu )
d.
Self confidence ( kepercayaan diri)
e.
Self discipline ( disiplin diri)
f.
Intelegensi ( daya ingat)
2.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar peserta didik antara
lain :
a.
Tempat belajar
b.
Alat dan perlengkapan belajar
c.
Suasana belajar
d.
Waktu belajar
e.
Pergaulan dengan teman
f.
Bahan dan materi yang dipelajari
D.
Pengertian
dan Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SD.
Bimbingan belajar merupakan
kegiatan bimbingan yang bertujuan agar peserta didik mampu mencapai keberhasilan dalam belajar
secara optimal. Secara umum bimbingan dan konseling belajar adalah proses
pendampingan rehadap peserta didik
dalam perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi serta perbaikan proses belajarnya.. secara spesifik
tujuan bimbingan belajar di SD antara lain :
1.
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik terutama dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dan mengembangkan
keterampilan serta bersikap terhadap guru.
2.
Menumbuhkan disiplin belajar dan
berlatih baik secara mandiri individual maupun kelompok.
E.
Orientasi
layanan bimbingan dan Konseling Belajar di SD
Orientasi dapat dipahami sebagai arah tujuan dan
sebuah tujuan yang diharapkan dapat dicapai.Orientasi bimbingan belajar terbagi
dalam tiga Aspek yaitu:
a.
Ketrampilan belajar
b.
Keberhasilan sekolah
c.
Belajar dan kesuksesan hidup
Dari
orientasi tersebut diharapkan:
1.
Peserta didik memiliki kesadaran akan
potensi / kekuatan dan hambatan/kelemahannya sendiri dalam belajar
2.
Menyikapi kondisi dirinya dengan lebih
positif dalam bentuk membangun, mengembangkan, dan mempertahankan kebiasaan
belajar yang baik dalam bentuk kedisiplinan belajar. Dalam
3.
Membangun kebiasaan belajar yang baik,
rajin membaca, aktif dalam setiap proses pembelajaran.
4.
Memiliki motivasi belajar yang sangat
tinggi, pantang menyerah tidak kenal putus asa dan memiliki cita-cita belajar
ke jenjang yg lebih tinggi
5.
Belajar dan mengembangkan ketrampilan
belajar efektif
6.
Memiliki kebiasaan belajar mandiri dan
autodidak
7.
Memiliki kesiapan mental untuk
melaksanakan ujian.
F.
Teknik-teknik
Bimbingan dan konseling Belajar di SD
Pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SD
cenderung mengarah pada dua pendekatan yaitu:
1.
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada peserta didik
secara berkelompok, terdiri dari 20-35 orang.
2.
Konseling kelompok
Konseling
kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layanan bimbingan dan
konseling, terutama dalam kerangka perbaikan konsep diri peserta didik dan
menekankan pada upaya perbaikan pernasalahan belajar peserta didik .
Aplikasi
layanan Bimbingan d SD
1.
Layanan oientasi
2.
Layanan Informasi
3.
Layanan penempatan dan penyaluran
4.
Layanan bimbingan cara belajar (
Klasikal, kelompok dan Individual)
5.
Layanan Instrumentasi
6.
Layanan Himpunan data
7.
Layanan Tampilan Pustaka