Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model pembelajaran PKn SD berbasis portofolio Di kelas IV, V, dan VI (Modul 10)

MODUL 10
MODEL PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS PORTOFOLIO
DI KELAS IV, V, dan VI


            Pembelajaran Portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud nyatadari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan siswa untk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual dengan kontekstual dibawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing-masing kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.    
  
            Para siswa akan dibimbing oleh guru dan melalui pemberian petunjuk secara bertahap untuk mengidentifikasi dan mempelajari satu masalah kebijakan publik dan untuk membuat portofolio kelas siswa. Kelas siswa didorong untuk menyajikan portofolionya secara lisan dihadapan kelas atau dikelas lain atau bahkan di sekolah lain yang juga membuat portofolio. Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam mengkaji suatu masalah di masyarakat sangatlah berharga. Oleh karena itu, siswa diminta untuk menyebarkan pengetahuan mereka kepada teman-temannya agar bermanfaat. Berbagai pengetahuan juga akan berharga bagi siswa. Hal itu akan membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan yang penting untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang dapat mengatur diri sendiri.

            Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Centre for civic Education (2002: 55-7b), yaitu:
1) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.
2) Memilih suatu masalah yang akan dikaji siswa.
3) Mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah yang telah dipilih.
4) Mengembangkan portofolio kelas
5) Menyajikan portofolio
6) Melakukan refleksi pengalaman belajar

            Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan kelas ke dalam 2 kelompok besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian masing-masing dibagi lagi menjadi empat sub kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5 orang. Setiap kelompok ditugasi menjawab pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dengan cara studi kepustakaan, mengamati masyarakat sekitar, dan bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil. Setelah masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi kelompok kecil tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas manila atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan didiskusikan pada pertemuan tatap muka di kelas. Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa mengembangkan berbagai keterampilan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain, mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi, dan membuat laporan dalam bentuk portofolio.

            Portofolio adalah tampilan visual yang disusun secara sistimatis, cerminan proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan secara utuh melukiskan Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD 31 pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas (integrated learning experiences). Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan: 1) Rangkuman permasalahan yang dikaji 2) Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah 3) Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah 4) Pengembangan rencana kerja/tindakan Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.

            Portofolio Tampilan dan Dokumentasi disajikan dalam suatu simulasi Public Hearing atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau dalam suatu acara Show Case atau gelar kemampuan bersama dalam suatu acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki arena show case tersebut dapat pula dijadikan arena contest atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke dalam Show Case and Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity. Setelah acara dengar pendapat, dengan difasilitasi guru diadakan kegiatan refleksi. Tujuannya, baik secara individual maupun bersama merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa.


            Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum pertemuan tatap muka usai. Guru memberi penegasan dan penguatan (debriefing) terhadap nilai yang secara implisit melekat dalam pertanyaan triger, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara utuh dalam praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.